Mohon tunggu...
Firkas
Firkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik pada bidang Sastra, Film, dan Topik Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Selandia Baru Sebagai Upaya Menghilangkan Stigma Buruk Islam di Eropa

3 Januari 2024   17:50 Diperbarui: 18 Mei 2024   17:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Persebaran agama islam tersebar ke berbagai penjuru dunia saat ini. Tahun 2022 sendiri tercatat dari data Mastercard dan Rating memberikan hasil sebanyak dua ratus negara tersebar sebanyak dua miliyar islam, islam sendiri banyak di daerah Asia. Wilayah afrika tersebar sebanyak tujuh belas koma sembilan persen, dan dua koma tujuh persen ada di Eropa. Penyebaran agama islam meluas dengan berbagai cara dan bentuk, akan tetapi banyak dari mereka melakukan imigrasi ke negara-negara barat, terutama Eropa. Banyak imigran tersebut pergi untuk mendapat kehidupan yang aman. Nyaman, dan terjamin sedari keadaan negara yang tidak kondusif dalam kondisi peperangan, dan konflik. Hal ini akan terus menambah angka kenaikan angka imigran, dikutip dari DW.com berdasarkan survey Pew research center imigran ke Eropa di tahun 2050 akan meningkat sebanyak 7, 4 persen.

            Kenaikan imigran yang terus berdatangan membuat banyak masyarakat di negara-negara Eropa merasa asing dan cenderung memandang para muslim dengan tatapan dan pemikiran yang diskriminatif. Hal ini juga dibenarkan dengan pernyataan Reza Widyarsa ( Univ. Paramadina) yang menyebut hadirnya islamofobia diakibatkan arus imigran atau pendatang dari negara-negara islam, adanya ketakutan dengan massa yang besar akan mengubah budaya dan ide politik negara Eropa. Berbagai berita, gambar, cuplikan video yang memperjelas adanya tindakan penolakan dan ketakutan dari warga negara Eropa terhadap muslim. Hal ini diperkuat dengan kasus-kasus teror dan aliran ekstremis yang membuat geger, menimbulkan menyebarnya  ketakutan. Penolakan itu dapat berasal dari banyaknya pemberitaan buruk dan kurang pemahaman mengenai agama islam sendiri. Kebencian tersebut dapat memunculkan tindakan yang berimbas buruk dan ketidaknyamanan bagi komunitas islam di Eropa.

            Rasa benci dan tidak suka dapat terealisasikan dari bentuk tindakan ringan ke bentuk yang ekstrem. Salah satu kejadian paling kelam di Selandia Baru terjadi pada tahun 2019 silam.  Penembakan massa di dua masjid Chistchurch menewaskan lima puluh satu orang saat shalat jumat berlangsung. Pelaku bernama Brenton Harisson, melakukan tindakan kejinya dengan menayangkan langsung di media sosial facebook. Hal ini dilakukan untuk membuat kekacauan dan ketakutan bagi para imigran terutama komunitas islam di Selandia baru.

           Hal ini dapat memicu pelaku anti muslim terprovokasi dari siaran langsung penembakan untuk berani melakukan tindakan tersebut. Dikutip dari Hadianto (2017) mengatakan dampak negatif media online dapat memunculkan cyber crime, pelaku yang sengaja menyebarkan dan mengirim berita atau konten negatif, sara, kekerasan, tindakan provokatif ke media online. Media online dapat memberikan efek nyata di kehidupan sehari-hari, dikutif dari Hadianto menurut Singgih (2011) konflik terjadi pada kelompok atau individu berkepanjangan dapat memunculkan keretakan dalam keutuhan di masyarakat.

         Media sosial menjadi ruang komunikasi sosial dimana dapat mempengaruhi kondisi dan lingkungan karena efek pesan yang secara langsung atau tidak langsung dari komunikator terhadap komunikan. Komunikasi menjadi aspek penting dalam peradapan manusia. Dengan saling berkomunikasi manusia dapat memahami satu sama  lain, membangun integritas, menyelesaikan masalah. Kasus penembakan massa di Chistchurch ini memunculkan banyak reaksi dan aksi nyata dari Pemerintah dan dukungan masyarakat Selandia baru terhadap komunitas islam.

       Pelaku  penembakan tersebut dengan cepat diringkus, hari itu merupakan hari paling kelam di Selandia baru. PM Jacinda Ardern dengat cepat dan sigap langsung melihat keadaan langsung para keluarga. Saat menemui kelurga korban, Jacindra menggunakan kerudung sebagai simbol dukungan kepada komunitas muslim. PM Selandia baru ini sering mengatakan kalimat " Kami satu, mereka adalah bagian dari kami" dikutip dari BBC News Indonesia. Tidak hanya itu untuk memperingati 51 korban warga Selandia baru berbondong-bondong memenuhi Masjid al- Noor untuk berbela sungkawa dan merenungi kejadian memilukan yang tidak siapapun berhak diperlakukan keji. Berbagai aksi dilakukan mulai membuat barikade saling berpegang erat untuk melindungi warga muslim yang sedang melakukan sholat jamaah dilapangan. Sebelumnya PM Jacindra menggunakan kerudung hal ini membuat banyak perempuan di Selandia baru menggunakan kerudung untuk membuat kaum muslim tidak takut akan identitas agama mereka. berbagai karangan bunga dan lilin disematkan untuk memberikan dukungan emosi kepada keluarga korban. Semua aksi nyata dari pemerintah dan warga Selandia baru memberikan informasi dan mengkomunikasikan kepada dunia akan jahatnya tindakan terorisme dari pelaku yang merupakan aliran keras supremasi kulit putih.

          Gerakan Selandia baru dapat tergambarkan melalui bagaimana pesan-pesan yang dihantarkan untuk mempengaruhi kalangan luar. Dalam pandangan komunikasi sosial sendiri pengertian komunikasi sosial menurut George Geroner, komunikasi sosial sebagai proses makna dan informasi diperdengarkan, dihasilkan, dan diserap masyarakat untuk membentuk kesadaran bersama ( kolektif). Setelah Kejadian penembakan warga Selandia baru lebih peka dan memahami bagaiamana kesulitan yang dihadapi oleh muslim disana. Dukungan yang diberikan PM Jacindra dengan memperketat arus legalitas kepemilikan Senjata api di Selandia Baru. Jacindra juga selalu menambahkan bahwa muslim di Selandia baru ( imigran) adalah bagian dari Selandia baru yang wajib diberikan perlindungan. Warga Selandia baru dengan sigap dan mendukung para muslim di lingkungan mereka. Semua kalangan banyak memberikan dukungan dan upaya untuk intropeksi diri untuk lebih peduli kepada sesama manusia.

         Bentuk dukungan seperti saling berpegang erat membuat barikade, menggunakan kerudung, merupakan bentuk komunikasi lain yang memperlihatkan bahwa komunitas muslim di Selandia baru adalah bagian dari mereka. Memperjelas kepada dunia bahwa tidak pantas seseorang diperlakukan kejam karena identitas agama yang terpakai, dan tidak seharusnya penghakiman diberikan kepada komunitas muslim bahwa agama islam sering dilabelkan sebagai agama teroris dan ekstrem. Dengan kejadian penembakan ini jelas bahwa tidak semua tindakan terror hanya tertuju pada islam.

          Di kasus ini muslim menjadi target kekejian dari pelaku atas kebencian diri nya terhadap para pendatang. Dalam pembahasan Komunikasi sosial mengajarkan bahwa pentingnya komunikasi di kehidupan manusia sebagai wadah untuk membetuk konsep diri, ekspresi diri, menyelesaikan ketegangan dan konflik, dan membawa perdamaian. Dikutip  Yoyon (2012) menurut George H. Mead, individu menumbuhkan konsep diri mereka dengan interaksi dengan individu lain di dalam masyarakat melalui komunikasi. Selama ini banyak tindakan dan aksi membenci islam sehingga mereka orang muslim cenderung mempunyai ketakutan, ditambah stigma buruk dan pelabelan teroris dan hal-hal ekstrem yang disandarkan kepada agama yang mereka anut. Hal tersebut akan mempenagruhi bagaimana seorang muslim tumbuh jika mereka dikonsepkan oleh orang lain sebagai teroris. Banyak kemungkinan pemikiran tersebut malah menyudutkan muslim dengan konsep diri dan citra yang sering di labeli dengan hal-hal yang tidak benar adanya.  Dengan komunikasi yang baik akan mempercepat langkah sedikit demi sedikit untuk mengurangi pandangan menohok negara-negara Barat dalam memandang islam dan komunitas muslim di penjuru dunia. Dalam kasus ini Pemerintah dan Warga Selandia telah melakukan gerakan perubahan di negara barat dengan mengkomunikasikan bahwa penindasan manusia itu tidak dibenarkan terlepas dari agama, ras, dan budaya yang berbeda.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun