Memasuki musim hujan, warga Bandung khususnya di Dayeuhkolot dan Baleendah selalu mendapat kado pahit dari Sungai Citarum berupa luapan air yang kembali menggenangi wilayah-wilayah langganan banjir. Para penduduk di wilauyah tersebut untuk kesekian kalinya menjadi langganan banjir.Â
Bencana banjir dari luapan air Citarum ini merupakan potret kusam yang mewakili buruknya kondisi lingkungan hidup di sekitar kita.
Saat ini berbagai bencana yang mewakili sakitnya Sungai Citarum selalu hadir dalam keseharian hidup masyarakat, misalnya kekeringan, pencemaran air sungai oleh limbah industri dan rumah tangga, menumpuknya berbagai sampah di aliran sungai, kepunahan sumberdaya hayati berupa ikan khas Sungai Citarum, erosi lahan dari pebukitan di hulu sungai dan sebagainya.Â
Sakitnya Sungai Citarum telah memberi peringatan bagi kita tentang pentingnya pembangunan lingkungan hidup dalam keseluruhan proses pembangunan. Selama ini pembangunan untuk memulihkan kembali kemorosotan kualitas lingkungan hidup masih cenderung diabaikan.
Ketimpangan lingkungan di Sungai CitarumÂ
Selama ini antara pembangunan dengan lingkungan selalu dipertentangkan. Pembangunan dianggap akan mengancam kelestarian lingkungan hidup. Di sisi lain, pembangunan tetap diperlukan manusia dalam menjalani kehidupannya.Â
Pembangunan sudah pasti akan membawa perubahan. Masalahnya, ketika pembangunan sedang dijalankan seringkali muncul dampak-dampak negatif yang muncul bahkan ketikan pembangunan itu pun sudah selesai dilakukan. Kondisi lingkungan hidup pun jadi memburuk dan rusak, sehingga membahayakan kehidupan manusia.
Pembangunan selalu membawa pengaruh pada keseimbangan lingkunga hidup. Antara pembangunan dan lingkungan hidup saling terkait satu sama lain. Pembangunan memerlukan dukungan kondisi lingkungan hidup yang baik.Â
Sedangkan suatu lingkungan hidup yang baik pun bisa diciptakan dengan intervensi aktivitas pembangunan. Namun kecenderungan saat ini memperlihatkan kualitas lingkungan hidup sudah semakin menurun kemampuannya untuk mendukung proses pembangunan.
Proses pembangunan yang dilakukan selama ini, secara praktik kurang mempertimbangkan adanya perhatian dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas pembangunan yang diakukan selalu fokus pada tujuan yang sifatnya pertumbuhan ekonomi dan pencapaian material.Â
Konon pembangunan dilakukan untuk menghilangkan terjadinya ketimpangan ekonomi. Namun ternyata di sisi lain justru menimbulkan hal yang sebaliknya (paradok) yaitu terjadinya ketimpangan ekologi. Lingkungan hidup mulai banyak yang rusak oleh aktivitas pembangunan.