Dulu penciptaan sepeda dimaksudkan sebagai alat transportasi. Seiring dengan pesatnya perkembangan kendaraan bermotor, maka fungsi sepeda sebagai alat transportasi mulai ditinggalkan banyak orang.Â
Sepeda pun akhirnya hanya diakrabi sebagai alat untuk olahraga saja. Padahal sepeda merupakan alat transportasi yang murah karena tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Sepeda juga ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi udara. Sepeda juga mempunyai nilai positif bagi kesehatan tubuh karena dengan mengayuh sepeda berarti kita menggerakan anggota tubuh kita. Secara sosial, sepeda juga berperan dengan adanya interaksi sosial antar orang.
Secara kultural. kehidupan materialistis sebagian besar masyarakat kota saat ini yang lebih mengistimewakan mobil dan motor telah membuat sepeda tak ada artinya sama sekali.Â
Status sosial orang yang menggunakan sepeda dianggap lebih rendah dibanding dengan orang yang menggunakan mobil atau motor. Memang dari segi harga, umumnya nilai sepeda lebih rendah dibanding dengan mobil atau motor, terkecuali sepeda dengan spesifikasi tertentu, seperti sepeda MTB atau lainnya, yang malah harganya lebih mahal daripada mobil atau motor.Â
Mungkin karena sedikit atau masih enggannya orang bersepeda untuk kegiatan keseharian, maka wajar saja keberadaan sepeda masih belum mendapat perhatian penuh dari pemerintah.
Di Bandung, kota tempat tinggal saya sekarang, tahun 2009 lalu Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah mengalokasikan dana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membangun jalur khusus sepeda, dengan rute dari Balaikota Bandung menuju Pendopo Rumah Jabatan Walikota di Alun-Alun.Â
Jalur khusus sepeda yang dibangun ini sebetulnya sederhana saja, yaitu berupa adanya sapuan warna cat kuning di ruas jalan yang menandakan sebagai jalur khusus sepeda. Tahun-tahun selanjutnya, beberapa ruas jalan di Bandung juga telah dibangun jalur khusus sepeda.Â
Kebijakan tersebut layak diapreasisi sebab merupakan terobosan cerdas dalam upaya mewujudkan pembangunan perkotaan yang manusiawi, ramah lingkungan dan hemat energi.Â
Namun sayangnya, terbilang masih sangat sedikit warga Bandung yang bersepeda, kecuali komunitas Bike to Work. Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, tampak orang yang bersepeda seperti banyak, namun tujuannya hanya sekedar untuk berolahraga saja. Untuk hari-hari biasa, dalam menunjang aktivitasnya kebanyakan warga Bandung masih banyak menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil serta kendaraan umum sepeti mikrobus, bus Damri, angkutan kota dan angkutan on line (motor dan mobil).Â
Sedangkan di Yogyakarta, dulu saat masih kecil, saya sangat terkesan dengan pemandangan adanya orang hilir mudik di jalanan dengan menggunakan sepeda onthel, baik itu pelajar, pekerja dan sebagainya.Â