Korset sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat dari jenis, bentuk, maupun fungsi. Biasanya korset hanya diproduksi oleh perusahaan dan menggunakan alat pabrik, kini bisa juga diproduksi oleh perseorangan. Bu Zul contohnya, salah satu warga desa Beji Kecamatan Andong Boyolali memproduksi korset secara mandiri dari rumah bekerjasama dengan perusahaan CV Surya Medika.
Beliau membuat korset kurang lebih sejak 2017 sekitar lima tahun yang lalu. Sebelum bekerja membuat korset beliau adalah pekerja serabutan mulai dari menjual makanan ringan sampai membuka jasa laundry.
"Saya bekerja apa saja yang penting halal dan menghasilkan uang" ungkap Bu Zul. Walaupun beliau hanya lulusan SMA namun berkat keterampilan menjahit yang beliau dapatkan semasa mondok dulu menjadikan beliau berani mengambil pekerjaan untuk membuat korset kesehatan ini.
Sebelum Covid-19 orderan yang masuk biasanya hanya 40 buah namun setelah adanya pandemic ini pesanan yang masuk mencapai 100 buah. Menurut beliau korset ini memiliki banyak manfaat diantaranya untuk menyangga tulang belakang, memperbaiki postur tubuh, meredakan nyeri pada saraf tulang belakang. Pembuatan korset dilakukan secara borongan karena dirasa lebih fleksibel daripada harian.
"Karena dulu saya sambil mengurus anak dan saya tidak mau korupsi waktu, jadi saya lebih memilih untuk kerja borongan" Kata Bu Zul (45).
Bahan untuk memproduksi korset didapatkan langsung dari perusahaan mulai dari kain, alat, dan kemasan. Beliau hanya tinggal bagian jahit dan pengerjaan dan pengiriman. Untuk Gaji yang didapat juga cukup besar, selain gaji pokok beliau juga mendapatkan tunjangan keluarga, kesehatan, dan jasa produksi.
Korset kesehatan ini sudah sangat terkenal diseluruh Indonesia bahkan sudah memiliki banyak partner kerjasama baik di jawa maupun luar jawa diantaranya Rumah Sakit Vania, Rumah Sakit Bunda, Rumah Sakit Tirta dan rumah sakit kota Batam. Selain disalurkan ke rumh sakit korset kesehatan ini juga bisa dipesan secara perseorangan dan lebih memudahkan masyarakat ketika ingin membeli namun didaerahnya tidak ada. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H