Stasiun RCTI tidak omong kosong. Sesuai janjinya, channel ini memberi suguhan lumayan dalam program X Factor Indonesia (XFI). Tadi malam, closing XFI disajikan megah dan berselera.
Sebelumnya saya sempat meragukan RCTI mampu menyuguhkan XFI yang berbeda. Maklum, Indonesian Idol saja dari waktu ke waktu dikemas begitu-begitu saja: audisi dengan komentar-komentar lucu Titi DJ, Ahmad Dhani, dan Anang Hermansyah plus calon kontestan unik, bersuara merdu, atau tamu misterius setingan panitia, dalam sebuah ruangan dengan logo besar Indonesian Idol di lantai maupun di background.
X Factor musim pertama (2012) pun dikemas standar saja, terutama di babak audisi. "Hiburan" hanya tersaji dari keberagaman kontestan, antara lain Fatin yang kemudian juara, Yohana Febrianti yang glukoma, atau Yaya Setia yang tukang ojek di Bandung tapi punya suara gahar, plus komentar-komentar menggelitik empat juri.
Tadi malam, RCTI memadukan empat unsur bumbu penyedap.
Pertama, spot yang dinamis dan mewah. Perkawinan tim kreatif dan editing menghasilkan sesi pembuka yang sedap dipandang. Diawali kemunculan Fatin (juara XFI) melalui cuplikan visual yang elok, kemudian disajikan pula aksi-aksi para juara X Factor dari berbagai negara, lalu disambung potongan-potongan gambar ribuan pendaftar dari berbagai sudut. Ditingkahi narasi nan bernas, closing ini menggugah selera.
Kedua, kualitas gambar yang aduhai. Menggunakan kamera berlensa lebar, detail gambar sungguh menakjubkan, terutama ketika rekaman outdoor. Menggunakan kamera itu pula, obyek menjadi tampak nyata, disertai latarbelakang yang blur. Di dalam ruangan, mutu gambar juga amat terjaga, mirip kualitas film-film Hollywood yang dibesut memakai pita seluloid sebelum kini menggunakan kamera digital dengan mutu yang setara.
Ketiga, editing yang prima. Seluruh sesi, mulai closing, komentar para kontestan dan juri sebelum laga dimulai, aksi para kontestan, mimik muka juri, hingga respon penonton, digabung-gabungkan dalam format nan cermat, seperti menggabungkan puzzle warna pelangi. Jika seorang kontestan melakukan kekonyolan, secepat angin di layar tampak wajah juri yang terkejut atau mengernyitkan dahi. Lalu secepat itu pula kamera menangkap tawa lebar penonton. Lantas gambar beralih lagi ke peserta yang sedang bernyanyi.
Saya rasa kekuatan editing membuat XFI musim kedua ini menjadi elok. Kamera yang jumlahnya banyak dan ditaruh di begitu banyak sudut juga menolong proses pengeditan. Memudahkan tim editor memilih gambar-gambar dan menggabung-gabungkan ke sebuah format sajian. Waktu yang cukup panjang antara babak audisi (akhir 2014) dengan tayangan perdana tadi malam memberi waktu para pekerja di RCTI membuat sajian sebagus ini.
Keempat, komentar para juri. Sempat saya meragukan kapasitas Afgan sebagai juri. Namun, tadi malam, ia mewakili generasi muda di blantika tarik suara yang sudah pantas memberikan penilaian. Dia tampak dingin tampil di sisi tiga seniornya, Bebi, Ahmad Dhani, dan Rossa.
Ketiga juri senior itu pun menyajikan komentar-komentar yang bernas dan mengedukasi. Kalau masih ada ucapan Dhani yang terkadang slengekan, itu masih bisa dipahami karena tak menabrak batas etika maupun SARA.
Ini baru permulaan. Kita belum tahu Jumat depan seperti apa sajiannya. Yang pasti, bila RCTI mempertahankan sajian elok ini, acara-acara sejenis di dua stasiun TV tetangga bisa tergilas lantaran berangsur-angsur garing, kecuali kedua TV -- Indosiar dengan D'Academy dan MNCTV dengan KDI -- melakukan inovasi frontal.
Untuk sementara, kita beri dulu ucapan selamat kepada X Factor Indonesia yang tadi malam sudah ditumpangi iklan yang cukup banyak.