Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sakitnya Olga Pelajaran bagi "Artis Kejar Setoran"

30 April 2014   22:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:00 2645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13988509991393945955

[caption id="attachment_334106" align="aligncenter" width="624" caption="Olga Syahputra (Tribunnews.com/Dany Permana)"][/caption]

Genap sepekan Olga Syahputra menginap di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta. Kepada media, termasuk Trans TV yang menggeber berita sekitar sakitnya Olga ini di seperempat dari seluruh 1 jam durasi Insert tadi pagi, dr Rubiana Nurhayati SpS -- ahli syaraf yang menangani Olga -- Olga menderita sakit meringitis, alias radang selaput otak. Bukan kanker otak atau syaraf kejepit. Sakit yang diledakkan oleh keletihan yang sangat.

Sakitnya Yoga Syahputra, nama asli sosok kelahiran Jakarta, 8 Februari 1983 ini, bisa menjadi cermin bagi siapapun artis, atau mereka yang mengaku artis tapi sebetulnya cuma pekerja tivi -- untuk tidak jor-joran mengumpulkan duit tapi tidak menghitung berapa kekuatan tubuh dan kapasitas nafas. Asal menerima tawaran, kemudian mereka dengan girang melakukan syuting secara marathon menumpang pakem "aji mumpung". Padahal, mereka bisa berabe di kemudian hari.

Anda mungkin sama dengan saya yang kewalahan menghitung program apa saja yang dilakoni presenter, pengisi acara, dan wajah yang itu-itu saja, di TV yang sama maupun di stasiun tetangga. Malam hingga dinihari orang ini masih tampak di TV, live pula, eh esoknya sudah ada orang tersebut dengan tingkah polah yang sama, dengan wajah yang kuyu-lesu kurang tidur. Lalu siang dan sorenya ia nongol di TV yang lain, dan kebut-kebutan mengejar acara berikutnya di TV berbeda. Astaga!

Saya membayangkan betapa beratnya rutinitas mereka. Mungkin tidur cuma sejam dua jam, di mobil, atau menumpang studio yang akan dia libati acaranya sebentar lagi. Berat dalam mengelola waktu, berat pula raga menopang beban harus tampil prima, meski rata-rata para artis (atau mereka yang mengaku artis) itu kini punya manajer.

Dan karena harus tampil prima tersebut, tak jarang artis mendoping dirinya dengan narkoba. Narkoba, mungkin jenis sabu atau jenis lain yang menenangkan pikiran, dijadikan gantungan agar mereka selalu segar. Kalau tidak segar, bisa saja mereka ngawur ketika acara yang dia libati disiarkan secara langsung. Urusannya bahkan sampai ke pengadilan atas perbuatan tidak menyenangkan terhadap pihak lain. Atau ditegur KPI. Atau berurusan dengan polisi karena seseorang memakai obat-obatan terlarang untuk mendongkrak stamina. Herannya, jam padat seperti itu dilakoni lagi meski mereka sudah keluar dari balik jeruji besi.

Almarhum Asmuni pernah mengisahkan, artis -- panggung maupun studio -- sebenarnya menyakiti diri sendiri karena tubuh mereka setiap saat berbenturan dengan sorot lampu yang watt-nya sangat kuat. Salah satu pilar grup lawak Srimulat ini bahkan menggambarkan bahwa seorang penghibur yang sering disorot lampu-lampu besar dan kuat ibarat seseorang yang sering berjemur di bawah matahari. Sengatnya bisa langsung mematuk batok kepala, atau seluruh raga.

Aspek seperti itu tampaknya tidak disadari -- atau disadari tapi iming-iming honor membuat mereka lupa daratan -- oleh para artis sehingga mereka lalu lalang seperti belalang di tabung televisi. Wajah-wajah yang sama tatkala jari-jari kita memencet tombol-tombol channel TV satu ke TV yang lain!

Kasus sakitnya Olga mungkin bisa menjadi pelajaran. Pelajaran penting yang patut dicamkan ialah: ingatlah hari tua, hai para penghibur yang tiap hari lalu lalang di televisi!

Kepada Olga -- apapun kesalahan yang pernah dia perbuat di masa silam -- tulus saya berdoa supaya dia lekas sembuh agar saat bisa tampil lagi nanti dia diberi kesempatan untuk lebih mampu mengontrol diri. Amin.

-Arief Firhanusa-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun