Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Tukul Suka Meramal Wanita

29 April 2015   12:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="340" caption="pustakasekolah.com"][/caption]

Tukul Arwana bukan cuma tukang banyol, melainkan juga gemar meramal. Dia pakai pakem perbintangan, alias zodiak. Sering dia 'sok tahu' (kemungkinan besar dia mempelajari dulu profil tamu-tamunya di "Bukan Em pat Mata" untuk membaca tanggal lahirnya) dengan berucap: "Bintangnya Libra, kan? Nah Libra itu pinter, keras kepala, tapi ... ah sulit dilukiskan dengan kata-kata gaya bercintanya ... "

Lelucon Tukul disongsong senyum marun dari sang tamu. Mungkin bintang tamu itu membenarkan apa kata Tukul, atau geli karena mudah ditebak, atau bisa juga merasa malu karena kehidupan ranjangnya dikuak secara terbuka.

Namun, pada dasarnya perempuan -- mungkin tidak semua -- amat suka diramal. Tak peduli bagaimana cara meramal, dan apa alat yang digunakan, bisa kartu tarot, bola kristal, bentuk wajah, tanda tangan, dan sebagainya. Yang paling diminati biasanya zodiak dan garis tangan (palmistry). Tak jarang wanita rela mengangsurkan telapak tangannya pada seseorang yang baru saja dia kenal hanya untuk diramal. Ramalan paling favorit adalah tentang perjodohan. Nomor dua rezeki. Wanita-wanita di "usia galau" (berusia menikah, atau janda kembang) sering nyaris putus asa lantaran tak jua menemukan calon suami setelah sekian kali putus pacaran. Begitu pula bagi janda kembang. Mereka pergi ke biro jodoh. Seraya menunggu berubahnya nasib di biro jodoh, ada kalanya mereka ingin diramal. Kebetulan dalam sebuah momen ada pria yang berbusa-busa bicaranya, seolah dia mahir meramal garis tangan. Setelah si wanita berdebar menunggu, si Bapak kemudian bilang: "Jodohmu tak jauh-jauh kok Mbak. Dia tetangga. Cobalah teliti apakah ada pemuda di sekitar rumah yang menaruh perhatian padamu." Pulang, sontak kehebohan meledak. Gadis atau janda yang diramal tadi lalu mengadu. Dengan gembira dia katakan pada sang ibu bahwa calon suaminya ternyata dekat-dekat saja. Si Ibu yang beberapa tahun ini pilu lantaran putrinya tak juga mendapat calon suami, turut gembira meski hati kecilnya bertanya-tanya, apakah benar apa kata si peramal ... Melankolisme Perempuan Orang bilang, wanita lebih suka menggunakan perasaan. Itu sebabnya Ari Lasso menulis lirik ini dalam lagu Rahasia Perempuan: Sentuhlah dia tepat di hatinya//dia kan jadi milikmu selamanya//sentuh dengan setulus cinta//buat hatinya terbang melayang ... Tukang ramal, orang pintar, atau seseorang yang mengaku pernah belajar/hobi ramal meramal, atau katakanlah seperti Tukul Arwana tadi, sering hadir sebagai "penyentuh" hati perempuan, dan tak jarang hadir dengan tepat di hati wanita, terutama pada perempuan yang kadar melankolisnya tinggi. Mereka merasa dihargai, dilindungi. Ada rasa nyaman yang aneh. Tengoklah wajah bintang tamu di "Bukan Empat Mata", pasti reposnnya: "Loh, Mas Tukul kok tahu sih?" dengan wajah memerah. Tapi, jujur saja, mereka suka. Aktivitas ramal meramal tak ubahnya makan apel bagi perempuan. Ada manis-manisnya saat penasaran tiba. Jantung berayun ketika peramal hendak mengucap jodohmu siapa, atau rezekimu dari mana. Kemudian beberapa wanita tertawa girang manakala hasil ramalan menyenangkannya. Itu mengapa, di sebuah sore yang mendung belum lama ini, sejumlah perempuan di sebuah kantor swasta antusias mengantre ketika saya mencoba menebak karakter, kehidupan, dan rasa yang mereka miliki berdasarkan perbiantangan. Seseorang, wajahnya cantik rupawan, bersorak girang ketika dengan jitu saya menebak kandungan pribadinya ... "Aaaa ... Mas Arief kok tahu sih!" Kali ini sayalah yang tersipu, hahahahaha .... -Arief Firhanusa-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun