Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Maaf, Sule, Lawakanmu Sudah Membosankan

20 Maret 2014   16:48 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 17139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

OPERA van Java ditayangkan hampir tiap malam. Sule menjadi tidak lucu lagi. Mantan penjual jagung rebus yang kini jadi miliarder (berhonor Rp 50 juta setiap tampil di OvJ sejak sekitar tahun 2010, setelah sebelumnya Rp 20 juta-Rp 40 juta) ini kehabisan energi untuk melucu.

Itu belum energi yang ia kerahkan untuk "Pas Mantab" (Trans7) dan "Awas Ada Sule" di GlobalTV. Pendek kata, ia kehilangan tenaga, tidak selucu saat ia mempopulerkan jargon "prikitiuuw" lalu. Alhasil, banyolannya hambar, meski mungkin masih tetap ada yang merindukannya, walau prosentasenya kecil.

Setali tiga uang, Wendy dan Denny juga begitu. Mereka saban malam datang ke rumah kita, lewat YKS, dan beberapa program lain macam "Ceplas-Ceplos" di stasiun yang sama, TransTV.

Lawakan keduanya juga mendekati garing, monoton. Kita pun dibuat bosan. Apalagi TransTV sering menayangkan keduanya di infotainmen, rata-rata soal kesuksesan mereka. Punya beberapa mobil, rumah, dan seterusnya, karena tentu honornya juga besar, meskipun tidak sebesar Sule.

Sule, jebolan SOS -- grup lawak pemenang Audisi Pelawak TPI (API) -- rasanya harus melakukan penyegaran. Menggunakan nama SOS dengan kembali merangkul dua kawan seperjuangan di API, Suwarna (Oni) dan Oding (Ogi), bisa saja dia lakukan. Tapi sepertinya Sutisna -- nama asli Sule -- enggan melakukan, kecuali ia mau mengangkat kehidupan Oni dan Ogi tatkala Sule telah kaya raya.

Begitu pula Wendy dan Denny. Berhubung orang sudah mulai mual dengan gaya melawaknya yang mirip karnaval, seyogyanya ia kembali ke habitat: merangkul Narji untuk mengibarkan kembali grup Cagur, kecuali, tentu saja, keduanya sudah cukup nyaman dengan honor (yang besar) di YKS.

Bila Sule (dengan atau tanpa SOS) mau menurunkan honor, begitu pula Denny dan Wendy Cagur, mungkin ada stasiun televisi yang berminat memberi tempat. Bukan model OvJ atau YKS, tapi sebuah kemasan yang pyur lawak, mirip Srimulat dulu. Tata panggung maupun naskah cerita dibikin lebih elegan, sebangsa sitkom lah, alias komedi situasi.

Kalau mau, Bajaj bisa bergabung. Kasihan grup lawak satu ini. Sama-sama jebolan API, tapi Aden, Isa, dan Melky kurang tenar. Wajah ketiganya memang masih melintas-lintas di iklan Yamaha, bersama pebalap Valentino Rossi dan Komeng. Tapi, orang telah melupakan mereka pernah main di sinetron bersambung "Para Pencari Tuhan" bersama Deddy Mizwar. Deddy jadi wakil gubernur Jabar, sinetron itu pun bubar. Bahkan, sebagian kita mulai lupa ada grup lawak Bajaj di negeri ini.

Kolaborasi dua grup lawak besar pernah dilakukan oleh Cagur dan Bajaj di Antv, 2008. Judulnya "Cagur Naik Bajaj". Bersama dua perempuan cantik, Risty Tagor dan Happy Salma, sitkom itu cukup sukses. Mengisahkan tiga mahasiswa sok tahu dan sok pintar (Wendy, Deny, dan Narji) yang selalu berseteru dengan tiga sopir bajaj yang sok gaul (Aden, Isa, dan Melky). Ditopang dua wanita idaman kampus, Risty dan Happy, sitkom itu asyik disimak.

Sinergi Bajaj-Cagur-Sule/SOS, mungkin akan jadi proyek menarik di kala kita mulai menahan-nahan muntah lantaran OvJ dan YKS overload, dan di kala sebagian besar mereka kini telah jadi kaya ...

-Arief Firhanusa-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun