[caption id="attachment_314468" align="aligncenter" width="480" caption="Salah satu adegan Ceplas Ceplos. (Foto: http://i.ytimg.com/vi/ChX9m63hJPQ/0.jpg)"][/caption]
PERNAH dijewer oleh KPI, program "Ceplas Ceplos" kembali sembrono. Ada adegan Deswita Maharani memasukkan kepala Chika Jessica dalam roknya. Meski Deswita memakai celana rangkap, namun pemandangan tersebut tidak elok.
Kejadiannya tadi malam. Di program yang disiarkan secara live tersebut, Chika yang aleman itu diseting untuk caper di tengah kawan-kawannya. Mungkin karena gemas karena Chika kolokan berat, Deswita menyingkap roknya, dan kemudian memasukkan kepala Chika di rok tersebut. Kemudian keduanya terguling di lantai dan saling tindih, mirip dua perempuan sedang berkelahi.
Peristiwa yang berlangsung sepintas, tetapi Bedu -- salah satu pemain di program bincang-bincang yang diselubungi banyolan dengan busana para pemain beraneka ragam mirip sirkus -- tampaknya menyadari adegan tersebut akan berperkara. Dia satu-satunya yang berusaha menutupi adegan tersebut seraya menyilang-nyilangkan tangan supaya juru kamera memindahkan angle, atau memotongnya untuk slot iklan, mengingat ini siaran langsung. Celakanya, juru kamera maupun pengarah acara tak memahami isyarat Bedu dan tetap men-syut adegan itu.
Adegan yang tidak elok. Maklum saja, "Ceplas Ceplos" ditonton ibu-ibu yang hampir semua memakai jilbab, dan kemungkinan besar disimak anak-anak mengingat disiarkan saat isya. Pun jarak pemirsa di studio dengan stage begitu dekat. Memang mungkin adegan ini sangat menggelikan, tapi tetap saja tidak patut!
Padahal, "Ceplas Ceplos" sudah dijewer oleh Komisi Penyiaran Indonesia (LPI). Teguran diberikan lantaran program yang dimainkan pula oleh Vincent, Vega Darwanti, Windy Cagur, Bopak, Chand Kelvin, Okky Lukman, dan masih seabreg lagi pemain itu menyiarkan adegan seorang pemain mengaitkan tali ke leher pemain lain.
Adegan miris dan berbahaya itu digelar televisi milik Chairul Tanjung ini pada 21 Januari 2014, ketika "Ceplas Ceplos" masih tayang di pagi hari. Episode tersebut dinilai melanggar Undang Undang dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS).
Tak hanya itu, KPI juga menilai program yang ditayangkan pada jam anak juga mengudarakan adegan menuang tepung ke wajah pemain dengan menggunakan topi. Adegan tersebut juga dikategorikan pelanggaran atas ketentuan perlindungan anak, norma kesopanan, dan penggolongan program siaran yang diatur dalam P3 dan SPS).
Padahal, pada 13 Oktober 2013, KPI telah menerbitkan surat edaran nomor 671/K/KPI/10/13 yang bermuatan ultimatum bahwa program siaran tidak boleh berisi menebar tepung sebab adegan tersebut bisa dikategorikan sebagai pelanggaran atas norma dan perlindungan anak, sebagaimana telah diatur dalam Pasal 9 dan Pasal 14 P3, serta Pasal 9 dan Pasal 15 ayat (1) SPS.
Trans7 mungkin menganggap teguran KPI justru sebagai bentuk 'promosi' gratis atas program-programnya. sebagaimana program "Dunia Lain" dan "Empat Mata" yang pernah dijewer kemudian berganti nama menjadi "Masih Dunia Lain" dan "Bukan Empat Mata", sebagai upaya menaikkan rating.
"Ceplas Ceplos" yang kini siaran di malam hari -- atau bisa saja nantinya Opera van Java -- tampaknya mengekor 'sukses' dua acara yang pernah dicubit KPI tersebut. Terlebih kini OvJ dianggap sudah tak selucu dulu ...