Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

KDI MNCTV Lebih Bernyawa dari pada D'Academy Indosiar

24 April 2014   21:30 Diperbarui: 4 April 2017   17:03 7088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1398323804688401267

Dangdut tak pernah mati. Tapi dangdut juga bisa perlahan-lahan mati jika tak dikelola dengan benar. Pengelolaan yang tidak benar itu antara lain menyangkut ruh Melayu yang belakangan disia-siakan. Dangdut masa kini tidak meliuk-liuk lagi pelafalannya, melainkan diwakili goyang badan ala Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) di sela-sela tetabuhan yang hingar bingar.

MNCTV tampaknya ingin mengulang sukses Kontes Dangdut Indonesia (KDI) tatkala stasiun itu masih berbungkus nama TPI. Bukan sukses menelurkan penyanyi-penyanyi yang kemudian jadi simpanan wakil rakyat, pemimpin partai, atau birokrat, melainkan melahirkan penyanyi-penyanyi dangdut yang tak sekadar mahir goyang bokong.

Namanya tetap KDI. Formatnya hampir sama dengan KDI musim 1 hingga 6 (KDI terakhir, musim keenam, digelar 2009). Ada babak audisi yang dihelat di enam kota, Makassar, Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan Surabaya, pertengahan dan akhir Maret lalu, hingga medio April 2014.

Setelah melalui audisi dan praaudisi, saat sekarang peserta mengerucut hingga tinggal 36 dalam babak Gerbang Nusantara. Ke-36 peserta tersebut diangkut dari enam kota, masing-masing 6 kontestan. Baru nanti setelah diperas lagi dalam Gerbang Nusantara, muncul 14 terbaik yang bertarung di Babak Kontes. Nanti malam, disiarkan langsung dari Studio 4 MNCTV, akan bertanding 6 kontestan masing-masing Ika (audisi Jakarta), Dahlia (Surabaya), Hera (Makassar), Dimas (Medan), Uwi dan Koko (Bandung).

KDI dengan bungkus MNCTV ini punya spirit dan performa yang berbeda dibanding D'Academy Indosiar. Mungkin terinspirasi Indonesian Idol yang wajahnya dewasa, KDI melakukan promosi yang gencar, mirip Indonesian Idol sebelum masa audisi, yakni melibatkan para pedangdut senior macam Ikke Nurjanah, Kristina, Uut Permatasari, Erie Susan, dan Inne Cintya dalam acara promo. Bahkan lulusan KDI juga ikut nimbrung untuk meyakinkan khalayak bahwa ajang ini tidak main-main.

Tidak seperti D'Academy yang format panggungnya lebih mirip pentas rakyat ala YKS -- terdapat pula sederet juri yang tidak kapabel dan terus menerus saling cemooh dengan MC, hampir setiap malam, serta melibatkan latarbelakang penyanyi yang kelewatan porsinya sehingga acara ini mirip "Oh Mama Oh Papa" -- KDI MNCTV mewarisi KDI TPI yang cara menampilkan penyanyi lebih 'manusiawi', dengan format pentas ala Indonesian Idol yang megah dan berwibawa.

Juri-juri di KDI merupakan sosok expert di bidangnya, Elvy Sukaesih, Ikke Nurjanah dan Jaja Miharja mewakili penyanyi senior, serta Bertha dan Purwacaraka yang mewakili pakar vokal dan musisi. Bandingkan dengan juri-juri D'Academy yang 'rapuh' lantaran ada Saipul Jamil dan Ivan Gunawan. Ipul hanya menjadi sansak hidup bagi host, dan Ivan yang desainer itu apa relevansinya menjadi juri lomba menyanyi?

Bukan bermaksud membela MNCTV, tetapi saya mencoba membawa spirit "mencerdaskan bangsa" ketika menyinggung dua ajang yang sama, di stasiun berbeda. Terhadap D'Academy, tak keliru bila saya menyandingkannya dengan acara-acara berantakan dan hampir tanpa konsep macam Yuk Keep Smile. Atau Indosiar memang sengaja menjiplaknya lantaran acara seperti itu sedang digandrungi rakyat pinggiran?

Kepada pengelola KDI MNCTV saya sarankan, tetaplah dengan format yang berwibawa dan tak memalukan, meski program KDI ini harus merangkak dari nol sebab kontes dengan nama sama telah terkubur sejak empat tahun silam, dan meski pula nyawa yang diusung adalah dangdut.

Buktikan bahwa ajang pencarian bakat penyanyi dangdut melalui tabung televisi adalah Anda pionernya!

-Arief Firhanusa-

Foto screenshot dari Youtube

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun