Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Film-film Rhoma Didaur Ulang dan Untung Ruginya

16 Juli 2014   20:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:09 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14054903491810046776

[caption id="attachment_333892" align="aligncenter" width="400" caption="Sumber: jejakandromeda.files.wordpress.com"][/caption]

SEJUMLAH film Rhoma Irama diputar oleh Trans7 dalam bulan Ramadan ini. Meski Soneta masih menyisakan para pecandunya dan mereka mungkin sangat menikmati sajian ini, tapi tampak benar film-film jadul itu kurang pas bagi suguhan masa kini, terutama dialog, kostum, editing, dan pengadeganan.

Dialog para pemain mirip anak SD menghafal teks, terpotong-potong dan tidak mencerminkan orang sedang berbincang-bincang. Beda film-film atau sinetron masa kini yang dialognya mengalir mirip orang sedang bercakap-cakap betulan. Sudah begitu, banyak film Rhoma -- sebagaimana film-film lain pada zamannya -- diedit secara kasar. Aminah Cendrakasih, misalnya, bisa mendadak suntuk di scene berikutnya, padahal di scene sebelumnya ia tertawa menyambut tamu yang datang ke rumahnya. Itu terjadi di judul Gitar Tua yang mana ia diplot menjadi ibunda Rhoma Irama.

Ada tiga roh dalam film-film Rhoma, yakni Soneta dengan lagu-lagunya yang amat terkenal, Rhoma itu sendiri plus konflik pribadinya dengan perempuan atau dengan pihak-pihak lain dalam urusan asmara maupun pekerjaan, serta perkelahian. Dalam setiap film Rhoma selalu terjadi duel, entah melawan bandit, pesaing memperebutkan cewek, maupun pihak lain yang berniat mengganggu pentas Soneta.

Berangkat dari ketiga roh tersebut, ditopang pengidolaan terhadap Rhoma yang mungkin saja masih membekas di hati para pecandunya (terlebih lagu-lagu dangdut masa kini belum bisa mengungguli lagu Rhoma maupun Mansyur S dalam urursan legenda), saya kira patut bagi para produser film untuk berpikir me-remake film-film Rhoma. Tak perlu harus seluruh 26 judul didaur ulang, cukup beberapa saja yang ceritanya bagus.

Dengan bantuan teknologi masa kini plus efek visual yang canggih, akan tersaji film-film Wak Haji yang bisa disantap generasi terkini. Setidaknya bakal muncul film dengan kekuatan mirip lagu Rhoma berjudul Judi yang dinyanyikan Judika. Judi versi Rhoma sangat Melayu, tapi begitu dinyanyikan Judika tampak benar lagu ini jadi gahar.

Tentu saja Rhoma bukan pemeran utama dalam film-film daur ulang ini, melainkan memunculkan bintang baru yang mirip Rhoma. Bisa saja Ridho Rhoma. Rhoma sendiri bisa diplot menjadi ayah pemeran utama, atau produsernya. Dan tentunya kru Soneta pun 'diambil alih' para remaja dengan gondrong rambut yang bisa saja mengikuti perkembangan terkini. Hanya, lagu-lagunya tetap lagu Soneta. Sementara pemeran cewek untuk menggantikan Yati Octavia maupun Ricca Rachim gampanglah dicari tanpa perlu audisi.

Di Hollywood, remake film bukan hal baru. Superman, Robocop, Godzilla, Batman, Star Trek, dan sebagainya merupakan film-film lawas yang dibedah untuk jadi suguhan baru. Di Indonesia sendiri amat jarang film-film dalam negeri didaurulang.

Bila film-film Rhoma didaur ulang, tentu ini memperkaya khasanah perfilman Tanah Air, meski bukan garansi kemudian mengeruk pendapatan besar, apalagi belakangan nama Rhoma tidak harum lagi. Tapi, paling tidak, ada kegiatan kreatif bagi seniman macam Rhoma Irama daripada larut dalam dunia politik yang makan hati baginya ...

-Arief Firhanusa-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun