Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ayu Ting Ting Melahirkan Bayi Perempuan, Enji Masih Playboy?

15 Januari 2014   14:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:48 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

ANDA seorang ayah? Kalau iya, bagaimana perasaan Anda tatkala istri Anda melahirkan padahal saat itu Anda tidak menunggui persalinan?

Anak pertama saya lahir di RS Elisabeth Semarang. Saya dua hari menunggui persalinan di luar ruangan karena istri saya kesulitan melahirkan sebab bayi kami gemuk di kandungan, sehingga akhirnya dokter memberi obat pemicu agar persalinan lancar. Mungkin sudah suratan takdir, saat istri melahirkan, saya sedang di luar rumah sakit untuk suatu keperluan. Saya menyesal, meski tetap bersyukur.

Saat kelahiran anak kedua, juga laki-laki, saya begadang semalaman saat istri kesakitan mengeluarkan bayi. Bukan berada di rumah sakit, melainkan di luar kota. Saat itu saya berada di Solo untuk meliput KRAP (Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan) Nasional. Saya masih bekerja di Tabloid BOLA ketika itu.

Lepas tengah malam, abang becak di trotoar Jalan Slamet Riyadi Solo memeluk erat-erat tubuh saya begitu saya kabarkan bahwa anak saya telah lahir, setelah kakak ipar di Semarang menelepon kabar gembira tersebut. Abang becak itu, namanya Susilo, saya kenang hingga sekarang karena ia turut melafalkan doa-doa untuk keselamatan istri dan bayi saya. Dia turut berurai airmata ketika melihat saya menangis sejadi-jadinya.

Menunggui istri yang tengah melahirkan adalah sebuah kebahagiaan tiada tara. Mendengar tangis pertama penerus generasi kita itu seperti mendengar malaikat di surga. Terlebih bila kita, para bapak yang muslim, berkesempatan mengumandangkan adzan di telinga bayi-bayi kita. Karena itu, meski saya selalu bersyukur anak-anak kami kini sehat dan cerdas, tapi jujur saya sangat menyesal dalam dua momen bersejarah dalam hidup saya itu saya tidak mendengar tangisan pertama anak-anak saya.

Bagaimana perasaan Enji ketika ia mendengar Ayu Ting Ting melahirkan? Sekelam apa lubuk hatinya ketika menghadapi situasi tidak mengenakkan ketika Ayu melakukan persalinan yang ia tak tahu di mana tempatnya?

Telah dibocorkan oleh adiknya sendiri, Syifa, Ayu sudah melahirkan seorang bayi berjenis kelamin perempuan, hari Senin silam. Tadinya sempat disinggung oleh media bahwa persalinan Ayu terjadi di RS HGA Depok, Jabar. Namun Enji menuturkan bahwa Humas RS HGA membantah Ayu melahirkan di situ.

Enji memang tampak ngotot ingin menjenguk Ayu, serta tentu ingin melihat darah dagingnya. Sebuah naluri kebapakan di tengah ironi bahwa keluarga Ayu menolak Enji menemui istrinya. Abdul Rojak, ayah Ayu yang PNS di sebuah kecamatan, berulang-ulang menuturkan bahwa putrinya tak boleh ditemui Enji, anak kandung mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri. Bahkan, Rojak juga menolak nama yang diberikan Enji untuk jabang bayi Ayu Ting Ting.

Mungkin banyak yang meragukan kadar keseriusan Enji sebagai seorang ayah. Maklum, Hendry Bambang Hendarso, nama komplet Enji, dikenal sebagai playboy. Bahkan model cantik Anggita Sari mengaku pernah dihamili pria pelontos tersebut.

Hanya saja, ada ungkapan yang patut digenggam siapapun yang mengaku sebagai seorang ayah: "Harimau tidak memakan anaknya". Filosofi yang mungkin saja hadir dalam hati Enji tatkala ia disadarkan bahwa kini ia adalah seorang ayah. Bukan lagi pria yang seenak perutnya dugem, kenal dengan perempuan-perempuan, lalu dipacari tanpa syarat. Apalagi anak hasil pernikahannya dengan Ayu Ting Ting berjenis kelamin perempuan. Enji tentu tak ingin nasib putrinya buruk dan hina 16 atau 20 tahun kemudian.

Kehadiran putrinya ke bumi, diharapkan membasuh jiwa Enji untuk kembali ke fitrah manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun