(Masih) Dunia Lain masih tayang hingga sekarang. Saya menduga, acara "kontak sosial" dengan demit, hantu, dan makhluk-makhluk gaib ini banyak peminat sehingga Trans7 masih melanggengkannya, diselingi dua program 'horor' lain "Mister Tukul Jalan-Jalan" dan "Dua Dunia".
Namun, (Masih) Dunia Lain -- untuk seterusnya kita singkat menjadi MDL -- belakangan terasa makin ngawur saja untuk menggugah selera dan membangkitkan ketakutan.
Contohnya pada episode Minggu (6/4) malam silam, atau Senin dinihari. Pertama-tama saya terkejut sebab ada sosok Chef Aiko, atau nama aslinya Aiko Sarwosari, yang ditempatkan sebagai mediator, di sisi ustadz Kang Arief dan presenter Nico Oliver. Mediator di sini tak ubahnya indigo yang bisa melihat makhluk gaib bin astral. Biasanya sektor tersebut diisi Prima Citra yang cukup lama menjadi bagian dari MDL.
Inilah sosok Aiko itu:
Aiko, kita tahu, adalah ahli masak, atau dalam bahasa keseharian chef alias koki. Dia muncul di setidaknya tiga mata acara TV yang berhubungan dengan masak memasak, yakni "Warna" dan "Dapur Cantik" (keduanya Trans7), serta "Dapoer Cobek" (Global TV). Tak ada satupun referensi mengenai Aiko bahwa dia punya kemampuan melihat dunia lain. Saya cari-cari di Google tak ada berita maupun artikel bahwa dia sakti (kalau saya salah atau terlewat informasi, mohon dibetulkan). Satu-satunya warta yang menyebutkan Aiko pernah bersinggungan dengan kegaiban adalah ketika dia (konon) terkena santet hingga muntah darah, belum lama ini.
Anehnya, Aiko yang blasteran Jepang-Solo itu seolah-olah paranormal hebat yang hampir di setiap jengkal lantai gedung tempat uji nyali menyebut adanya siluman harimau, hantu perempuan murung di sudut ruangan, sosok pria di sudut lain, bahkan dia sesekali seolah-olah mau muntah karena kerasukan arwah.
Sejak kapan chef cantik ini jadi 'orang pintar'? Sejak kapan ia memiliki kemampuan melihat arwah gentayangan? Tolong saya diingatkan juga bila ada yang tahu, apakah Aiko ini indigo?
MDL agak masuk akal ketika dulu ada Citra Prima. Ia hanya sering mengungkap bahwa titik ini ada aura negatif, titik itu ada aura positif. Ia hanya melihat tanda-tanda, menilai sudut ruangan melalui mata batinnya dengan menyebut "makhluk astral", tanpa sering-sering menunjuk suatu tempat ada jin atau demit yang nongkrong karena kedinginan ...
Catatan lain MDL, akhir-akhir ini sudah jarang lagi ditayangkan penampakan. Dulu, Dunia Lain identik dengan pocong atau wanita gondrong yang berkelebat. Sosok-sosok yang bisa saja dibuat montage serta efek atau grafis komputer, mengingat MDL lebih banyak dikemas secara rekaman ketimbang live.
Kini, 'kengerian-kengerian' hanya dimunculkan hanya lewat lensa kamera yang men-zoom sendiri seolah ada tangan gaib yang memutar rana, atau suara-suara benda jatuh, bayi menangis, ruangan yang mendadak dingin, atau suara-suara aneh. Sikap menghindari penampakan ini saya duga karena MDL pernah disindir saudara kandungnya sendiri, TransTV, di acara "Super Trap" lewat parodi yang konyol.
Bicara soal konyol, pada tayangan Minggu malam lalu, ada satu peserta uji nyali (namanya saya lupa) yang ngaconya kelewatan. Si peserta ini tampil seolah-olah pria sakti yang bisa melihat hantu seakan dia sedang menonton video game.
Inilah 'penampakan' peserta tersebut:
Meracau tak karuan, peserta ini mencoba mengesankan dia bisa bicara dengan makhluk-makhluk tak kasat mata. Saking bersemangatnya -- mungkin supaya rasa takutnya sirna, atau mendapat 'pesanan' agar ia mendeskripsikan hantu dan siluman di depannya supaya MDL terkesan sangar -- ia menyebut-nyebut adanya penampakan perempuan cantik dan tiga ekor harimau yang mengikutinya.
Konyolnya di mana? Ia menyebutkan bahwa hantu perempuan itu berbaju merah. Tiga ekor harimau yang muncul itu berwarna hitam, putih, dan merah. Padahal, saat itu gelap gulita, sementara lilin yang tadinya dia tenteng telah dia letakkan di lantai. Logikanya, dalam gelap teramat sangat, mana bisa dia melihat warna baju (yang dipakai hantu) dan warna-warni harimau tadi!
Pendek kata, (Masih) Dunia Lain makin ngawur. Cara membodohi pemirsa sudah kelewatan. Daya bujuk televisi yang amat dahsyat dimanfaatkan dengan seksama oleh penyelenggara acara ini. Olala!
-Arief Firhanusa-
Foto-foto: dokumen pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H