Tak usah jauh-jauh, di SEA Games tak semua wartawan boleh berkeliaran di arena untuk memotret pertandingan. ID-Card dipilah-pilah. Ada warna tertentu yang hanya boleh meliput dari bangku penonton, ada warna lain yang boleh turun ke pinggir gelanggang untuk memotret.
Begitu pula Piala Dunia dan ajang-ajang besar lain. Banyak wartawan milik koran-koran negeri ini yang tidak lolos verifikasi (karena panitia biasanya mempelajari reputasi koran dan ada quota), bahkan sama sekali tak mendapat kartu pengenal resmi, meski di suratkabar yang diwakilinya dengan gagah mencantumkan pengantar "LIPUTAN LANGSUNG DARI BRASIL, ARGA ANU DAN AGRA UNA". Jadi, tak perlu heran bila liputan mereka hanya dari luar arena, atau luar stadion, atau membeli tiket pertandingan selayaknya penonton biasa. Selebihnya, jalannya pertandingan maupun foto mereka beli dari kantor-kantor berita macam Reuters atau AFP.
Di negeri sendiri jurnalis boleh jumawa dengan "gue wartawan, lo mau apa!" Tapi di luar negeri, di ajang besar macam Piala Dunia Brasil nanti, mereka tak bisa membusungkan dada!
-Arief Firhanusa-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H