Kehebohan kecil muncul di tengah acara keluarga di rumah seorang adik saya, tadi pagi sekitar pukul 9.00 WIB. Dalam program "My Trip My Adventure" (MTMA) Trans TV terpampang tubuh Farah Quinn diblur di sekujur tubuhnya sebelum ia nyemplung ke laut.
Bukan sekali saja ada adegan Farah dengan tubuh diblur/diedit sebelum turun ke laut itu. Bahkan di akhir-akhir acara tampak ia mengapung di air, dengan bikini, yang juga ditutupi gambar buram agar 3/4 tubuhnya yang sensitif tidak muncul di layar TV. Sebab itu, sebagian ibu-ibu di daerah pinggiran -- tempat kami kumpul-kumpul tadi -- mendesis marah lantaran ada sejumlah anak kecil dan remaja di ruangan tersebut. Sebagian lagi tertawa ditahan.
Kami terlambat untuk memindah channel karena TV itu sebenarnya bukan sajian utama pertemuan ini. Kami membahas masalah-masalah keluarga besar. Saya sendiri juga tak sempat memotret layar kaca dengan ponsel untuk di-upload di artikel ini, sebagaimana dulu-dulu sering saya lakukan untuk menambah referensi tulisan.
Saya tak mempersoalkan langkah Trans TV memblur badan Farah Quinn karena itulah yang harus dilakukan seperti halnya mereka menyensor belahan dada di film-film Hollywood yang mereka tayangkan. Yang jadi perkara adalah mengapa membawa-bawa Farah Quinn di acara pagi hari? Kita tahu, Farah punya anggota badan yang 'luar biasa'. 'Penampakan' seksi Farah ini begitu 'ganjil' meski dia tampil di acara masak memasak sekalipun. Sejak awal acara MTMA tadi, sekilas-sekilas saya melihat dia berpotensi membuat perkara saat dia membonceng Mario Lawalata (host acara ini, menggantikan host lama Vicky Nitinegoro) dengan trail, wira wiri di pegunungan wilayah Papua.
Perkara yang kedua, kalau memang membawa Farah sebagai bintang tamu, mengapa ada adegan dia harus berbikini (warna merah) dan nyemplung di laut untuk menyelam? Sepertinya ada kesengajaan untuk membuat bumbu-bumbu penyedap dengan mengajak Farah Quinn di acara ini meski pada akhirnya tim editing mem-blok tubuh Farah dengan blur. Saya curiga, justru dengan memblur tubuh Farah Quinn akan membuat kepo penonton, dan itulah jualannya!
Tak tahunya, acara ini ditonton pula oleh masyarakat pinggiran yang berpikiran polos. Bagi kaum hedonis, kaum permisive, kaum moderat, penonjolan Farah Quinn barangkali hal biasa, sebiasa mereka menonton dan menyomot foto dari internet yang sering lebih parah ketimbang sekadar Farah Quinn berbikini. Tetapi bagi masyarakat lugu macam adik-adik saya beserta anak-suaminya, acara My Trip My Adventure tadi pagi membuat mereka terlongong-longong.
My Trip My Adventure adalah program wisata-petualangan Trans TV. Tim acara ini beserta host-nya blusukan ke sudut-sudut terjauh negeri ini, menggotong motto "memberi inspirasi pada petualang sejati serta ikut melestarikan cagar alam dan budaya Indonesia".
Acara yang bagus, tapi jadi amat mengganggu lantaran ada penonjolan tubuh bintang tamu, sebagaimana acara "Berburu" di Trans7 yang menampilkan host Jenny Cortez dengan kaus seksi. Bedanya, "Berburu" ditayangkan tengah malam, sedangkan My Trip My Adventure engan Farah Quinn di dalamnya digelontorkan di pagi hari.
Berharap KPI menegur MTMA versi Farah Quinn ini? Ah, nggak usah sajalah ...
-Arief Firhanusa-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H