Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

X Factor Indonesia Musim Kedua Bakal Hambar Rasanya

12 Januari 2015   18:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:18 3687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fatin Shidqia Lubis. Fenomena yang sulit terulang. (Sumber: entertainment.kompas.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="458" caption="Fatin Shidqia Lubis. Fenomena yang sulit terulang. (Sumber: entertainment.kompas.com)"][/caption] Orang bilang, fenomena tak hadir tiap hari. Di banyak ajang pencarian bakat menyanyi di TV, fenomena itu jarang lahir. X Factor Indonesia, umpamanya, diperkirakan tak lagi menerbitkan fenomenal setelah Fatin Shidqia Lubis. X Factor Indonesia (XFI) musim pertama (2012-2013) mengguncang penikmat musik, pemirsa tivi, dan jagat media sosial. Pemenangan Fatin membuat sosmed -- termasuk Kompasiana -- menjadi ajang bully dan pembelaan. Itu puncaknya. Sebelumnya, muncul pula isu-isu SARA menyangkut jilbab Fatin, polemik tentang tampilan Fatin (yang dibenturkan dengan Novita Dewi, sang runner up), hingga bully terhadap program X Factor yang dihubungkan dengan gosip soal Simon Cowell yang konon keturunan Yahudi. Cowell adalah penggagas program X Factor di Inggris. X Factor Inggris adalah 'leluhur' XFI dan X Factor lain di sejumlah negara. Fenomena XFI jilid pertama sungguh luar biasa. Bahkan hingga berbulan-bulan sejak Fatin dinobatkan menjadi jagoan, polemik itu terus mendengung di mana-mana. Namun Fatin terus melenggang menikmati kontrak senilai Rp 1 miliar dari Sony Music Indonesia, hadiah berupa 1 unit mobil, serta kontrak-kontrak lain dari iklan dan banyak konser, kecil maupun besar. Fatin tergolong aman meski diguncang. Maklum saja, ia mendapat 'pengawalan' kelompok fans bernama Fatinistic yang jumlahnya ribuan, yang tersebar di hampir semua pelosok negeri ini. Belum pernah ada penyanyi baru mendapat dukungan melimpah ruah dari organisasi yang volumenya luas dan tertata keorganisasiannya, kecuali Fatin. Ajang pencarian bakat di TV -- diakui atau tidak -- baru RCTI yang terbilang sukses mereguk simpati positif dan kontinyu lewat XFI musim pertama. Tak bisa ditaksir berapa keuntungan materi TV ini setelah bagi-bagi kue dengan FremantleMedia dan Sony Music serta sejumlah kolega. Namun, sekali lagi, itu hanya di X Factor Indonesia. Ajang-ajang lain, sebut saja Rising Star  dan Indonesian Idol, ledakannya cuma mirip mercon. Menggelegar saat sumbunya disulut, tapi tidak menimbulkan efek berkepanjangan. Terbukti para penyanyi di Indonesian Idol -- baik juara maupun tidak -- satu perrsatu hilang. Mari kita tanya, di mana sekarang Nowela sang jawara Indonesian Idol 2014 kini berada? Munculkan Juara yang Berbeda! Setelah menjilat nikmat XFI musim 1, RCTI memenuhi janji menggelar XFI musim kedua. Audisinya bakal digelar di Surabaya (14-15 Januari), Medan (17-18 Januari), Jogjakarta (24-25 Januari), Bandung (3-4 Februari), dan Jakarta (10-12 Februari). Seperti sudah-sudah, RCTI akan menayangkan proses audisi dalam format siaran tunda. Tentu saja menunya dibuat menggelitik, mengharukan, dan memancing penasaran melalui proses editing yang cermat. Lalu ada tahapan-tahapan lain, sebelum belasan kontestan inti diangkut ke panggung showcase, gala show, grand final, dan result show dalam siaran langsung. X Factor berbeda visi dibanding ajang-ajang lain. Namanya saja mencari faktor X dalam diri seseorang, maka pemenangnya bisa dipastikan bukan penyanyi kaliber yang sudah keluar masuk bilik rekaman maupun konser besar. Perburuan dilakukan dengan mengintip karakter kontestan. Bila tidak unik, dan bila hanya penyanyi pasaran untuk kafe maupun hajat pernikahan, maka sebaiknya mundur saja. Meski pemahaman itu sudah ditanamkan, tapi yakinlah peserta audisi tetaplah sebagian besar adalah penyanyi biasa. "Penyanyi biasa" ini adalah mereka yang merasa pintar bernyanyi dan merasa bersuara bagus. Jika itu terjadi, sangat sulit mencari sosok seperti Fatin, baik di kelompok perorangan maupun di kategori grup. Celakanya pula, penyanyi unik dan berkarakter kuat itu kemarin sudah juara di Rising Star Indonesia, yakni Indah Nevertari. Kemenangan Indah Nevertari masih terasa hangat sebab Rising Star baru saja gulung layar, 20 Desember lalu. Pemunculan Nevertari, ditambah kemenangan Fatin Lubis yang masih belum sirna dari batok kepala, akan mengurung X Factor Indonesia jilid kedua menjadi ajang yang kemungkinan hambar. Bergumpal-gumpal pertanyaan pun datang, misalnya saja: mau mencari penyanyi yang bagaimana lagi untuk diorbitkan? Jika akan dianggap sulit mencari idola baru di kelompok "girls" dan "boys" mengingat penyanyi muda bakal sulit mencari kue di blantika musik Indonesia, sejatinya penyelanggara XFI musim kedua bisa 'menabrak kemapanan'. Trik dan tips itu saya usulkan sebagai berikut: Carilah idola baru di kelompok "over 26s" dan "groups". Dengan menjagokan penyanyi-penyanyi di kelompok umur 26 tahun ke atas, maka X Factor tahun ini kemungkinan besar bakal mendulang fenomena lain, setelah di X Factor musim satu para penyanyi berusia dewasa itu terdepak jauh-jauh sebelum babak showcase, kecuali sejumlah penyanyi (yang kemudian juga tereliminasi) macam Alex Rudiart, Isa Raja, Novta Dewi, Agus Hafiludin. Sementara itu, penyanyi-penyanyi 'uzur' yang sesungguhnya punya faktor X macam Yaya Setia dan Lisa Sulistyowati sudah dikandangkan sesudah babak bootcamp! Asal tahu saja, Yaya Setia adalah seorang tukang ojek di bandung berusia 49 yang power suaranya luar biasa gila. Cobalah intip di YouTube, ketik Yaya Setia "Love Hurts", atau Yaya Setia Audisi X Factor. Anda akan terkesima mendengar suara pria lugu itu, meski tata bahasa Inggrisnya kurang benar. [caption id="" align="aligncenter" width="476" caption="Yaya Setia, tukang ojek asal Bandung yang mencengangkan di XFI 1. (screenshot dari YouTube)"]

Yaya Setia, tukang ojek asal Bandung yang mencengangkan di XFI 1. (screenshot dari YouTube)
Yaya Setia, tukang ojek asal Bandung yang mencengangkan di XFI 1. (screenshot dari YouTube)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Lisa Sulistyowati. Bersuara hebat tapi tak mendapat tempat. (screenshot dari YouTube)"]
Lisa Sulistyowati. Bersuara hebat tapi tak mendapat tempat. (screenshot dari YouTube)
Lisa Sulistyowati. Bersuara hebat tapi tak mendapat tempat. (screenshot dari YouTube)
[/caption] Begitu pula di kelompok "groups". Kalau mau sedikit beda, sebaiknya munculkan lebih banyak kategori ini. Musim pertama lalu, hanya tiga boybands dan girldbands yang bertarung di babak puncak, yakni Nu Dimension, Dalagita, dan Ilusia Girls. Nu Dimension akhirnya juara ketiga, tapi kelompok empat cowok kece itu kini hilang ditelan bumi karena tidak mendapat promosi gara-gara tak juara. Padahal One Direction itu cuma juara ketiga di Inggris pada 2010, tapi kini grup itu mendunia! Nah, bagaimana bila di XFI 2 juaranya adalah boybands? Pastinya ini adalah fenomena. Tak perlu Simon Cowell yang menjual seperti halnya dia menjual One Direction itu, sebab kekuatan Sony Music plus RCTI akan mendongkrak popularitasnya. Popularitas yang juga akan didukung oleh infotainmen, terutama infotainmen milik MNC Media, lebih-lebih Indonesia kini tak punya boybands produk sendiri yang jadi  pujaan gadis-gadis aqil balik, hahahaha ... Jika masih mengandalkan juru era Fatin, garansi X Factor Indonesia jilid kedua akan hambar rasanya! -Arief Firhanusa-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun