Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inul Daratista Ngebor Airmata

30 Januari 2015   22:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:05 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Sumber foto: regional.kompasiana.com"][/caption] Babak Titi Karir Anda punya koleksi goyang ngebor Inul Daratista? Saya punya. Berbeda dengan Rhoma Irama yang dua kali menentangnya, pada 2003 dan 2006, saya justru menyukainya. Mata saya keranjang? Oh, bukan! Saya mencoba meneliti ritme goyang ngebor ini hingga detail dengan kacamata kesenian, mulai sentakan-sentakan ritmis pinggul Inul, hingga bagaimana si Ainur Rokhimah ini mampu menjaga stamina agar tidak ngos-ngosan saat menyanyi. Inul bukan Agnes Mo yang rajin berlatih untuk persiapan konser. Dia cuma penyanyi pinggiran yang meniti jam terbang di panggung-panggung hajatan. Tetapi Inul punya kelenturan yang tak bisa ditiru. Jangan biarkan istri-istri kita menirunya sebab bisa patah tulang. Pendek kata, daripada melempar lamunan ke kemesuman, lihatlah nilai-nilai seni dari aksi ngebor ini. Sayang, dalam sejarah hidupnya Inul berurai airmata di balik lumbung hartanya dari ngebor. Tahun pertama sejak dia digemari, ujuk-ujuk Wak Haji Rhoma menyeretnya dalam pusaran protes yang meluas lantaran Raja Dangdut itu menggunakan wadah PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia) untuk mencoba membendung Inulmania. Pada 2003 itu, Rhoma menentang peredaran album "Goyang Inul" yang dirilis Blackboard, meski akhirnya muncul pembelaan dalam gelombang yang cukup besar, termasuk jerih payah Titiek Puspa yang balik menentang Rhoma. Tak lelah, pada 2006 Rhoma malah membawa ketidaksenangannya pada Inul (plus goyang ngebornya) ke hadapan DPR saat pembahasan RUU Antipornografi. Mungkin Rhoma kesal. Pertama, protesnya terhadap kemunculan goyang ngebor inul di jilid pertama tak digubris massa. Kedua, akibat album "Goyang Inul" yang akhirnya lolos malah menciptakan "demam goyang". Banyak biduan dangdut kemudian membuat sendiri-sendiri goyangan versi mereka. Ada goyang gergaji, goyang patah-patah, goyang mabuk, goyang macan, bahkan goyang itik. Di dua babak 'sengketa'-nya dengan Rhoma itu, Inul berlinang airmata. Di tivi, tampak pupil matanya basah. Sampai-sampai Titiek Puspa pernah meraupnya dalam dekapan. Dan selesaikah airmatanya menetes? Belum! Ternyata kesedihan lain merenggut kucuran sukacita dari ngebornya yang mendulang duit berlimpah. Dia tak punya anak. Ya, dinikahi Adam Suseno sejak 13 tahun, Inul tak mampu memberinya keturunan. Setelah bersedih-sedih, akhirnya ia menjalani program bayi tabung. Pada 2009, Inul melahirkan bayi hasil kehamilan rekayasa teknologi kedokteran itu. Si bayi dia namai Yusuf Ivander Damares. Babak Karaoke Inul masyhur. Uang bejibun. Ia pun mengembangkan usaha. Karaoke dia pilih karena masih lingkup dunianya. Label "Inul Vizta Family KTV" menjadi dadu bagaimana nasib Inul kemudian diadu. Pola bisnis ini franchise. Waralaba yang kudu memenuhi standar Inul sebagai yang empunya brand. Bahkan Inul menjadi 'dewa' di saban outlet Inul Vizta yang jumlahnya puluhan di beberapa kota besar. Seorang teman di Inul Vizta Semarang menuturkan, tiap Inul hadir, meski cuma mampir, dia tak lekang mengritik ini-itu, menyentil kekurangan-kekurangan, dan bahkan pernah ikutan menyamar menjadi waitres. Para karyawan ketakutan, "karena Mbak Inul orangnya tegas," tutur teman tadi. Nah, makin tinggi pohon, makin kencang angin mengusik. Setelah dibelit perkara pembajakan lagu yang menempatkan Inul sebagai tergugat oleh Andar Situmorang -- dengan gugatan senilai Rp 5,5 triliun -- atas tuduhan karaoke Inul Vizta membajak 171 lagu gubahan komponis (alm) Guru Nahum Situmorang (akhirnya Inul dimenangkan oleh Pengadilan Tata Niaga Jakarta Pusat) -- gantian kini Inul menghadapi gempuran Satpol PP. Pada 14 Januari silam, Inul Vizta di Mal TngCity Tangerang disegel pemerintah setempat. Tuduhannya, karaoke itu ditengarai menjual miras, dan dijerat peraturan kepemilikan perizinan keramaian (HO). Izin keramaian Inul Vizta Mal TangCity telah mati sejak Juli 2014. Penyegelan Inul Vizta ini membuntuti sikap sejumlah pemda di sejumlah kota dimana terdapat Inul Bizta beroperasi. Termasuk ketika Pemkot Tangerang pernah mendakwa rumah karaoke Inul menjadi tempat mesum pada 2009 lalu, dan terulang lagi pernyataan serupa pada 2012. Babak WIL Belum kelar Inul menangis, datanglah badai lain. Kali ini justru berhembus dari kawasan rumahnya. Setelah terkesan rukun selama bertahun-tahun, mendadak petir menggelegar di siang bolong. Seorang pedangdut bernama Novita Sari mengaku dirayu Adam Suseno. Detail Novita mengatakan, Adam menggesek-gesek dengkulnya ke pantat Novita, dan Adam kemudian memberinya kartu nama. Sesudahnya, versi Novita, Adam berulang-ulang menelepon guna merayunya. Novita, masih versus biduan yang sebentar lagi menelurkan album itu, tidak menanggapi. Aib yang bisa saja terjadi, tapi bisa pula direkayasa, seperti kata Inul bahwa Novita mengember rahasia itu supaya menaikkan popularitas saja. Popularitas yang juga pernah dirakit oleh Titik Kharisma yang juga mengaku-ngaku WIL Adam Suseno. Mungkin Inul menanggapi isu-isu miring dan sangat menyakitkan itu dengan riang karena dia percaya gosip WIL itu fitnah belaka. Tapi, lihatlah air yang merembes di sudut-sudut matanya kala dia menyendiri di sudut kamarnya oleh gempuran bertubi-tubi sejak saat ia mulai ngebor, hingga kini saat mungkin ia telah lelah melakukan pengeboran ... -Arief Firhanusa-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun