Tadinya saya cuek saja mendapat kiriman dua-tiga kali promo melalui SMS oleh Telkomsel. Namun, lama-lama, jengah juga saya. Bahkan, lambat laun mual dan berangsur-angsur marah.
Sepele SMS itu. Dan kemunculannya, jujur saja, tidak terlalu mengganggu aktivitas keseharian saya. Tetapi bila yang disinggahi promo tersebut orang yang mengerti bahasa dan kegunaan kosa kata, maka jadi perkara. Lebih-lebih bila si pemilik ponsel menjunjung tinggi kaidah pemanggilan kepada Tuhan, bisa berabe buntutnya.
Saya kutip bunyi SMS itu sesuai aslinya, kecuali nomor yang diterakan oleh SMS untuk berlangganan program yang dipromokan. Ini dia: Bebaskan hariMu dari SMS/Chat dgn TALKMANIA nelpon murah mulai Rp1000 GRATIS bicara sd 250 Mnt Siang/Malam. Hub *...*..#. Tunggu apa lagi? Nelpon lebih seru!!^.
Saya tak memperkarakan huruf-huruf besar di awal sejumlah kata yang ngawur seperti Mnt, Siang, Malam, dan seterusnya karena itu cuma untuk penandasan. Tetapi menulis hariMu itu sudah ngaco banget!
Kita sudah diajari sejak SD, "Mu" (dengan huruf M kapital) menyertai kata untuk memanggil Tuhan, sebagaimana Engkau, Kau, dan Nya. Ini contohnya seperti tertera di Wikipedia: Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. Atau Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat. Selain sebagai pengungkapan yang diatur oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penyebutan Mu, Nya, Engkau, Kau sebagai bentuk ketaqwaan kita kepada Yang Maha Agung.
Bukan hanya dalam penerjemahan-penerjemahaan doa di Agama Islam dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia serta lafal doa-doa di seluruh agama, Mu, Nya, Engkau, atau Kau juga digunakan dalam lirik lagu, maklumat, teks pidato, bahkan puisi yang boleh dibilang pakemnya ngalor ngidul.
Nah, berangkat dari situ, saya curiga Telkomsel (dan mungkin operator selular lain) tidak menganggap itu sebuah kekeliruan, atau mereka tidak punya tukang ketik yang paham aturan ber-Bahasa Indonesia. Yang miris, sesungguhnya mereka tahu bahwa itu keliru, namun karena pelanggan macam saya dianggap Tuhan yang setia membayar biaya percakapan demi kelangsungan hidup mereka. Kalau itu benar, maka celakalah akibatnya!
Promo talkmania itu sebagaimana promo-promo lain agaknya diketik secara paten di server untuk kemudian operatornya tinggal main pencet secara berkala. Sasarannya para kawula muda ditilik dari bunyi kalimat yang gaul. Jika para remaja menjadi terbiasa melakukan kekeliruan fatal tersebut gara-gara saban hari dicekoki promo-promo (untuk tak mengatakan hasutan) macam itu, mau jadi apa negeri ini? Tidak hanya guru dan orangtua, perusahaan jasa juga diharapkan menjadi bagian dari pendidikan bagi generasi penerus.
Sebelum berkepanjangan, mohon Telkomsel me-reset ulang, dan bikinlah kalimat yang benar!
-Arief Firhanusa-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H