Ada seorang wanita yang bernama Raisya yang sekarang sudah memasuki kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan melanjutkan kuliah. Suatu malam Raisya berbincang-bincang dengan ayah, ibu, dan neneknya di ruang Tv. Mereka menanyakan keputusan Raisya untuk memilih jurusan kuliah. Baik sang ayah dan ibu Raisya ternyata memiliki pilihan jurusan masing-masing dan tak mau memperhatikan keinginan Raisya pribadi
Ayah: Raisya sekaarang kamu harus pikirkan matang-matang kamu mau melanjutkan kuliah dimana dan mengambil jurusan apa?
Raisya: Sudah yah, Raisya sudah memikirkan tentang itu.
Ibu: Jadi, kamu mau kuliah jurusan apa, Nak? (datang ke ruang Tv sambil menghidangkan teh untuk ayah dan nenek Raisya).
Raisya: Aku sih pengen nya ngambil jurusan seni.
Ayah: bener kamu pengen ambil jurusan seni? Mau jadi apa nanti kamu setelah lulus kuliah?
Ibu: Iya, kamu mau kerja apa setelah lulus nanti? Pikirin baik baik nak inget Kuliah itu jangan cuma cari senangnya saja. Perhatikan juga masa depan kamu nantinya.
Nenek: Kenapa Raisya pengen ngambil jurusan seni?
Raisya: Raisya pengen ngembangin bakat jadi pelukis, Nek.
Ibu: Itu kan bisa kamu lakukan tanpa harus kuliah nak. Kan bisa aja kamu selipin waktu kamu untuk melukis sambil kamu ambil jurusan yang lain selain seni (menampakkkan wajah kesal).
Ayah: Benar kata ibu kamu. Dengarkan itu Raisya! Ayah tidak mau membiayai kuliah kamu jika kamu memilih jurusan seni. Ayah maunya kamu kuliah jurusan Kedokteran.
Raisya: Tapi, Yah?...
Ibu: (memotong kata-kata Raisya) Sudah, Ibu juga maunya kamu nanti setelah kuliah bisa bekerja di bidang kesehatan,agar kamu berguna untuk semua masyarakat. Lihat sekarang ini, mana ada pelukis yang hidupnya sejahtera?
Nenek: Ayah dan Ibu kamu memang ada benarnya Raisya. Pikirkan lagi matang-matang. Jangan sampai kamu menyesal di akhir. Soal bakat, kamu bisa mengasahnya di luar jurusan kuliah kamu/di UKM kampus.
Ayah: Nah, itu dia bener kata nenek. Nanti kan kamu bisa ikut kegiatan kampus yang bertema seni.
Raisya: Tapi kalo kemauan ayah ibu dan nenek aku ngambil jurusan kedokteran aku takut yah.
Ayah: Takut kenapa raisya? Pilihan ibu ayah sama nenek itu menentukan masa depan kamu nanti.
Ibu: Bener kata ayah kamu raisya,ayah ibu dan nenek itu ingin kamu menjadi oang sukses yang bisa berguna untuk semua orang.
Nenek: kalo kamu ambil jurusan kedokteran kan kedepanya kamu bisa membantu orang orang yang kesakitan dan jadi orang yang berguna bagi masyarakat
Raisya: aku takut ngga kuat kalo ngambil jurusan kedokteran,aku takut berhenti di tengah jalan,karena jurusan kedokteran itu bukan jurusan yang aku mau (Sambil merenung kepada ibu ayah dan neneknya).
Ayah: sudah nak ayah ibu dan nenek percaya kepada kamu bahwa kamu bisa mengambil jurusan kedokteran,inget nak pilihan orang tua itu tidak ada yang gagal.
Ibu: iya Raisya jurusan yang ibu ayah dan nenek pengen tidak akan menyesatkan kamu ko nak,
Raisya: baik bu Raisya akan pikirkan lagi mateng-mateng tentang jurusan kuliah yang ibu ayah dan nenek mau.(dengan wajah kecewa Raisya ssambil jalan ke kamar.)
Seiring berjalan nya waktu akhirnya Raisya sudah memikirkan matang matang pertimbangan itu, dan terpaksa Raisya mengambil pilihan orang tua dengan nenek nya,dan alhamdulilah Raisya keterima di Universitas Maranatha Bandung dan  mengambil jurusan kedokteran,dan ia pun berhasil konsisten dengan kuliah nya hingga mendapatkan nilai ipk 3 ke atas setiap smesternya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H