Mohon tunggu...
Firdivana Alifia
Firdivana Alifia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Daya Tarik Brand Konbini Asal Jepang di Indonesia

11 Oktober 2024   05:40 Diperbarui: 11 Oktober 2024   06:05 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki era industri 5.0, dimana eksistensi waralaba atau franchise kekinian makin diminati oleh masyarakat terutama di seluruh penjuru negara Indonesia. Tak hanya perusahaan waralaba asal Indonesia, namun perusahaan waralaba asal Jepang atau dalam bahasa Jepang yaitu Konbini “コンビニ” kini kian terus berkembang dan makin memperluas cabang di setiap sudut kota – kota. Perusahaan – perusahaan waralaba asal Jepang ini memiliki daya saing yang tinggi sehingga semua brand perusahaan waralaba kiat gencar dalam mempromosikan produk – produknya. Saat ini banyak perusahaan waralaba asal Jepang yang masuk dan menjadi populer di Indonesia, seperti : FamilyMart, Lawson, Papaya, AEON Store, dan masih banyak lagi. Merebaknya kepopuleran perusahaan perusahaan waralaba ini dinilai karena adanya daya tarik atau ciri khas tersendiri yang diberikan dan disajikan kepada masyarakat khususnya masyarakat Indonesia yang ingin mencoba sensasi berbelanja di “Konbini”. Hal ini tentu membuat masyarakat terus berdatangan untuk ‘mencicipi’ produk – produk yang ada tanpa memusingkan harga produk yang bisa dikatakan sedikit lebih mahal dari perusahaan waralaba asal Indonesia. Sehingga tak heran jika eksistensi marketplace asal Jepang ini dapat terus meraup keuntungan yang besar di negara Indonesia.

Konbini  “コンビニ”  dalam Bahasa Jepang berarti toko serba ada atau yang kita akrab temui dengan istilah minimarket. Jika mengulik kembali sejarah pertama kali munculnya waralaba di Jepang, pertama kalinya secara resmi toko serba ada dibuka di Jepang pada tahun 1970-an. Pada era itu, minimarket dapat dengan cepat menyaingi pasar dagang yang ada ditandai dengan lakunya minimarket yang kini menjadi minimarket terbesar di Jepang, seperti FamilyMart atau Lawson. Awal mula kenaikan omset yang diperoleh perusahaan - perusahaan waralaba ini menjadi awal dari diperluasnya jaringan brand – brand tersebut keseluruh dunia salah satunya Indonesia. Di Indonesia sendiri, perusahaan – perusahaan waralaba asal Jepang ini mulai membuka cabang di Indonesia pada tahun 2009.      hingga 2013. Pada awalnya, semua minimarket Jepang yang memulai karir dengan membuka cabang di Indonesia ini hanya berdiri sebagai convenience store biasa, bahkan jika dibanding dengan convenience store asal Indonesia sendiri seperti Alfamart atau Indomaret, sedikit jauh lebih unggul perusahaan waralaba lokal karena dinilai memiliki harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun, dengan strategi yang cukup telaten dan dengan mempertimbangkan seluruh resiko dan keuntungan yang akan diperoleh dari strategi – strategi tersebut, akhirnya perusahaan – perusahaan convenience store asal Jepang ini menyajikan ciri khas dalam penjualan makanan cepat saji asal Jepang seperti oden, onigiri, bahkan makanan khas Korea Selatan seperti tteokbokki, fenomena ini disebut dengan “Konbini Hacks” sebagai strategi pemikat daya tarik konsumen. Menurut Wirry Tjandra selaku CEO Family Mart Indonesia, sejauh ini strategi marketing yang mereka lakukan berjalan dengan baik dan berhasil sehingga penjualan makanan cepat saji dan minuman – minuman ini mampu menyaingi penjualan barang sehari – hari dengan rata – rata menyumbang sebesar 50% transaksi di setiap cabang toko.

Ketika budaya populer Jepang kian marak, apalagi dengan adanya perkembangan digitalisasi di dunia, tim marketing maupun franchise owner brand convenience store kini mulai menggerakkan social media activation yang sangat massive untuk menaikkan algoritma brand mereka di jejak digital. Tidak hanya dipertimbangkan dari segi itu, pihak perusahaan tentu memikirkan perihal selera dari konsumen. Konsumen yang mendatangi convenience store adalah konsumen yang mengicar barang – barang yang dapat segera digunakan atau instant, maka dari itu banyak pihak convenience store asal Jepang ini yang memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan mengutamakan kecepatan layanan, sistem pembayaran yang praktis yang dapat meminimalkan antrian konsumen. Semua ini dilakukan dengan mengutamakan inovasi produk yang dijual, kebersihan, kenyamanan, dan keramahan pelayanan oleh karyawannya. Hal ini dibuktikan dengan studi kasus pada lapangan yang dilakukan di 2 brand convenience store seperti FamilyMart dan Lawson, dimana mereka memiliki produk spesial yang membedakannya dari minimarket lain seperti FamilyMart dengan hidangan bernama “Famichiki” dan Lawson dengan hidangan “Ichigo Juusu” nya. Lalu kedua market ini menggunakan sistem pembayaran yang marak digunakan pemuda – pemuda saat ini yaitu qris yang dinilai dapat mempersingkat antrian karena metode pembayaran yang sangat simpel. Lalu penataan ruangan yang sengaja dibuat senyaman mungkin seperti pencahayaan yang terang, dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), membuat konsumen betah untuk berlama – lama dalam beraktivitas di dalam konbini – konbini itu. Dengan begitu dapat menambah daya tarik konsumen sebagai alasan dibalik lakunya cabang waralaba tersebut di Indonesia.

Bukti keunggulan perusahaan waralaba asal Jepang ini dapat dilihat dari data top brand retail fase 2, tahun 2022. Dimana FamilyMart sebagai salah sau convenience store asal Jepang yang berhasil menempati posisi ketiga, dengan presentasi 9.20%, dengan 82 ribu followers di akun resmi instagramnya. Lalu pada data 1 tahun berikutnya, yaitu tahun 2023. Perkembangan yang tinggi dapat terlihat pada eksistensi FamilyMart dengan presentasi yang naik menjadi 9.90%, dengan 99,3 ribu followers di akun instagramnya. Seperti yangtelah disebutkan jika salah satu strategi pengembangan yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan algoritma sosial media, tak hanya dengan sekedar memperkenalkan produk lewat konten digital, FamilyMart akhirnya meluncurkan aplikasi yaitu Fami Apps yang dirilis pada tahun 2022, yang dimana pada tahun 2023 terhitung 9 bulan sudah memiliki 100 ribu lebih pengunduh dengan rating 3.5. Adanya aplikasi – aplikasi seragam seperti ini menghadirkan beberapa keuntungan baru bagi konsumennya yaitu keamanan yang lebih terjamin, kenyamanan, dan kepraktisan dalam berbelanja tanpa harus mengunjungi retailnya karena adanya sistem delievery.

Maka dapat disimpulkan bahwa kesuksesan brand Konbini asal Jepang seperti FamilyMart dan Lawson yang semakin populer di Indonesia berkat strategi pemasaran yang efektif dan penawaran produk yang menarik menjadi bukti nyata keberhasilan industri waralaba Jepang di dunia. Meskipun harga sedikit lebih tinggi dibandingkan minimarket lokal, tetapi convenience store asal jepang memiliki daya tarik unik dan inovasi produknya tersendiri, serta layanan cepat dan nyaman, menarik banyak konsumen. Perkembangan digitalisasi dan penggunaan media sosial juga turut mendukung keberhasilan brand-brand ini dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan penjualan. Data menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam popularitas dan pengikut di media sosial, menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan telah berhasil dan menjadikan perusahaan-perusahaan ini kompetitif di pasar Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun