Mohon tunggu...
Firdilla Kurnia
Firdilla Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Padjadjaran

MC

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial Bagi Aktivis Islam

18 Oktober 2022   09:57 Diperbarui: 18 Oktober 2022   10:03 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial hari ini telah menjadi arus baru yang tak kalah bersaing dengan media mainstream yang sudah ada. Dengan cakupan yang luas dari segi ketersediaan informasi dan komunikasi, media sosial memunculkan reservoir atau wadah yang dapat menghubungkan elemen-elemen baru dengan kehidupan publik di tengah masyarakat. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk proses pembentukan opini.

Kelebihan dari media sosial diantaranya dapat membantu mengurangi hambatan seseorang terkait sosio-ekonomi. Profesi apa pun yang dimiliki dari guru, polisi, mahasiswa, pedagang, maupun politikus dan tokoh masyarakat lainnya dapat menunjukkan eksistensi dirinya tanpa merasa kurang daripada yang lain. 

Justru mereka akan terkenal sebab media sosial adalah sebuah sisi yang memiliki keluwesan untuk dibentuk secara mandiri. Aspek jangkauannya yang luas memungkinkan format hubungan apa pun ragamnya mampu dibangun oleh setiap individu. Dimulai dari produksi, mediasi, hingga reproduksi yang menjadi keterimaan di kancah dunia maya.

Diiringi juga dengan hambatan atau kekurangan dari penggunaan sosial media. Dilihat dari perspektif pengguna dari kalangan da'i dan aktivis muslim. Bahwa pengguna sosial media sekarang bisa menyalurkan ide dan kreativitasnya tak terlepas para da'i dan aktivis muslim juga ikut meramaikan media sosial dengan konten keagamaan. Kita tahu kalau sosial media diisi dengan banyaknya pengguna dan alangkah bebasnya sosial media ini bisa dijadikan alat adu kekuatan ide untuk saling menjatuhkan.

Karena sosial media itu memiliki nilai kebebasan yang tidak terikat hanya dengan hukum suatu moral sebuah bangsa dan sisi pertimbangan sebuah agama, maka media sosial mampu menjadi ranjau bagi para aktivis Islam yang telah dipasang oleh para pembenci Islam. Keterjangkauan media sosial bisa memberi ruang hoax, fitnah, adu domba, dan seri kebohongan yang tertuju untuk memudarkan keberadaan mereka.

Media sosial yang begitu fleksibel sehingga banyak bias yang terjadi di dalamnya. Hal ini justru digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memutar balikkan fakta. Para penggiat dakwah yang membagikan konten kebaikan disertai pengedukasian bisa dipersekusi karena tuduhan menyebarkan berita bohong. Mereka yang menuduh ternyata telah tergiring oleh opini negatif para pelaku propaganda.

Namun, para pembenci Islam yang memang terang-terangan menampakkan ujaran kebencian malah lambat diproses bahkan ada yang sama sekali tidak dijatuhi hukuman.

Siapapun tidak akan menyangkal kalau media sosial bisa bertransformasi menjadi wadah diskriminasi. Mereka yang tidak mempunyai maksud seperti menyebarkan informasi dan edukasi bisa saja mengalaminya padahal semisal hanya memposting kegiatan kesehariannya saja. Apalagi para aktivis dakwah yang bermaksud untuk mendakwahkan Islam ke masyarakat melalui konten. Tak ayal akan ada diskriminasi dan framing negatif terhadap ajaran Islam seperti Khilafah atau penegakan syariat lainnya.


Bagaimanapun yang dirasakan dalam ber-media sosial bagi para aktivis Islam terutama anak muda millenial muslim tidak akan menyurutkan semangat dakwah di dunia baru ini. Malahan ini menjadi tantangan supaya muncul aktivis Islam yang mengajarkan bagaimana bersosial media dengan benar. Orang-orang ini akan meng-konstruksi ulang ruang-ruang negatif dengan konten yang berkualitas. Sehingga, sosial media akan diisi dengan jajaran kebaikan. Imbasnya, muncullah pengguna sosial media yang kritis, pintar, dan bermoral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun