Mohon tunggu...
Firdha Zahrah
Firdha Zahrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Be a girl with a mind, a woman with attitude, and a lady with class.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanam Benih Moral: Mengungkap Penerapan Metode Pembinaan Akhlak di Sekolah Dasar

15 Januari 2024   14:30 Diperbarui: 15 Januari 2024   17:31 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Islam merupakan agama yang berakhlak. Akhlak merupakan salah satu perhatian terpenting dalam agama. Untuk menjadi berakhlak harus melalui tahap pembentukan akhlak. Pembinaan akhlak menjadi sangat penting mengingat perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang diiringi dengan efek negatif. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih tersebut tidak mampu menumbuhkan akhlak yang mulia. Hal ini di tandai oleh kemerosotan akhlak yang benar-benar berada pada taraf yang mengkhawatirkan. Kemerosotan akhlak tersebut juga terjadi pada siswa sekolah, hal ini dibuktikan dengan fenomena-fenomena kesenjangan sosial, seperti perkelahian antar pelajar, pengonsumsian obat-obatan terlarang oleh anak muda, dan sebagainya.

Di lingkungan pendidikan, siswa mengikuti mata pelajaran agama Islam, yang didalamnya terdapat pembelajaran akhlak sebagai pondasi untuk membentuk generasi yang beriman, berakhlak mulia dan bertaqwa sehingga berguna bagi diri sendiri, agama masyarakat dan negara. Namun, pembelajaran akhlak tersebut tidak mudah untuk mengubah siswa menjadi sosok yang diinginkan. Hal ini terjadi karena dalam proses transformasi pembelajaran akhlak tersebut mengalami hambatan-hambatan yang berasal dari siswa itu sendiri.

Penerapan metode pembinaan akhlak yang dapat diterapkan di sekolah dasar adalah:

  • Keteladanan. Metode ini adalah yang paling menyakinkan keberhasilanya dalam mempersiapkan dan membentuk anak didalam moral (akhlak). Mengingat pendidikan adalah seorang figure terbaik dalam pandangan anak, disadari atau tidak, akan ditiru oleh mereka. Bahkan dalam bentuk perkataan, perbuatan dan sopan santunnya, akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak. Contohnya dengan menyampaikan ceramah kepada siswa dengan mencontohkan perilaku-perilaku baik Rasulullah SAW. yang patut untuk diteladani dalam kehidupan sehari- hari.
  • Pembiasaan. Seseorang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan, segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk diubah dan tetap berlangsung sampai tua. Pembiasaan disini merupakan sesuatu yang apabila sering dikerjakan maka akan menjadi sebuah kebiasaan. Adapun pembiasaan akhlak yang dapat dilakukan yaitu : (1) Membiasakan sholat wajib lima waktu (2) Berdoa sebelum dan sesudah belajar (3) Membiasakan berperilaku sopan dan berbuat baik (3) Membiasakan menjaga kebersihan lingkungan (4) Mengumpulkan uang takziah saat ada yang tertimpa musibah (5) Infaq setiap jum'at (6) Tadarus bersama setiap jum'at (7) Berbicara dengan baik (8) Mengucapkan salam (9) Kegiatan membaca dan menghafal surat-surat Al-Qur'an (10) Berkata jujur (11) Adanya ekstrakulikuler BTQ (Baca Tulis Qur'an).
  • Nasehat. Pada prinsipnya seorang guru adalah pemberi nasehat, bertugas membentuk kepribadian seseorang. Dalam pembentukan kepribadian unsur utamanya adalah pembentukan jiwa. Di sini yang sangat diperlukan adalah transfer of value, pentransferan nilai-nilai. Di dalam pentransferan nilai-nilai tersebut banyak jalan yang bisa dilaksanakan adalah salah satunya lewat nasehat. Di samping itu, guru hendaknya juga memperhatikan cara-cara menyampaikan dan memberi nasehat, memberi nasehat hendaknya sesuai dengan situasi dan kondisi, pendidik harus sabar dalam menyampaikan nasehat,tidak merasa bosan dan putus asa, serta memperhatikan waktu tempat yang tepat untuk rela menerima nasehat dari pendidik.
  • Cerita. Dalam pendidikan Islam, cerita yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits merupakan metode pendidikan yang sangat penting. Cerita dalam Al-Qur'an dan Hadits, dapat menyentuh perasaan dan mendidik perasaan keimanan, contohnya, kisah Nabi Yusuf, Nabi Muhammad, Bani Israil, dan lain-lain. Dengan cara, seperti mendengarkan kaset, video, cerita-cerita tertulis dan bergambar. Pendidik juga harus membuka kesempatan bagi anak didik untuk bertanya, setelah itu, menjelaskan tentang hikmah qishah dalam meningkatkan ahklak mulia.
  • Penghargaan dan hukuman dalam Islam sangat dianjurkan dalam pembinaan akhlak. Penghargaan memiliki arti yang sama arti yang sama dengan "tsawab" dalam bahasa Arab yaitu upaya memberikan, pahala terbaik terhadap seseorang yang telah melakukan kebaikan. Kata hukuman memiliki makna yang sama dengan kata "iqab" dalam bahasa Arab yaitu pemberian hukuman terhadap seseorang yang melakukan kesalahan. Selain itu, Islam telah memberikan penjelasan lengkap tentang tekhnik penerapan penghargaan dan hukuman dalam upaya pembentukan akhlak anak. Diantaranya dengan kata pujian, memberikan hadiah, memberikan senyuman atau tepukan, dan mendoakannya. Sedangkan teknik pemberian hukuman yang diperbolehkan dalam Islam antara lain pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta dan kasih sayang, harus berdasarkan pada alasan yang tepat, harus menimbulkan kesan dihati anak, harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan terhadap anak, harus diikuti dengan pemberian maaf, harapan serta kepercayaan.

Pada pelaksanaannya tidak semua penerapan metode pembinaan akhlak sesuai kenyataan, adapun hambatan-hambatan yang dapat terjadi saat pembinaan akhlak antara lain: 

  • Kurangnya sumber daya: Sekolah dasar seringkali menghadapi keterbatasan dana dan fasilitas, yang dapat menghambat implementasi metode pembinaan akhlak yang memerlukan tambahan sumber daya.
  • Kepadatan kurikulum: Kurikulum yang padat membuat waktu pembelajaran terbatas, mengurangi fokus pada pengembangan nilai-nilai akhlak.
  • Keterbatasan waktu: Waktu pembelajaran yang terbatas bisa menjadi hambatan, karena prioritas sering diberikan pada aspek akademis daripada pembinaan akhlak.
  • Kesulitan melibatkan orang tua: Kolaborasi dengan orang tua seringkali sulit karena kesibukan mereka, sehingga mempersulit upaya pembinaan akhlak di luar sekolah.
  • Tantangan ketersediaan guru yang kompeten: Ketersediaan jumlah guru yang kompeten dalam pembinaan akhlak juga dapat menjadi hambatan dalam mengimplementasikan metode ini secara efektif.
  • Teknologi dan media sosial: Pengaruh teknologi dan media sosial dapat memberikan dampak negatif terhadap nilai-nilai akhlak, sehingga dapat menyulitkan upaya pembinaan di sekolah.

Berikut contoh upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut:

  • Pelatihan guru: Memberikan pelatihan khusus kepada guru untuk meningkatkan pemahaman mereka dan kemampuan mengimplementasikan metode tersebut.
  • Integrasi nilai akhlak dalam kurikulum: Mengintegrasikan pembinaan akhlak ke dalam kurikulum secara menyeluruh, sehingga nilai-nilai ini menjadi bagian integral dari mata pelajaran.
  • Penggunaan teknologi pendidikan: Memanfaatkan teknologi pendidikan untuk menyajikan materi pembinaan akhlak secara kreatif dan interaktif.
  • Kolaborasi dengan orang tua: Mengadakan program melibatkan tua, seperti seminar atau kegiatan bersama, untuk menciptakan dukungan dari rumah dalam membentuk karakter anak.
  • Penggunaan metode pembelajaran aktif: Mengaplikasikan metode pembelajaran aktif, seperti diskusi kelompok dan simulasi, untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembinaan akhlak.
  • Monitoring dan evaluasi terus-menerus: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap program pembinaan akhlak untuk menyesuaikan dan meningkatkan efektivitasnya.

Dengan upaya kolaboratif yang berkelanjutan antara sekolah, orang tua, dan guru, diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pembinaan akhlak di sekolah dasar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun