Mohon tunggu...
Firdha Athifah Uszardi
Firdha Athifah Uszardi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi – NIM 55523110051 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Mercu Buana – Pajak Internasional – Dosen Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus pada Authorized Economic Operator dan Pelaporan Otomatis Pelaksanaan Peraturan Perpajakan

24 September 2024   11:57 Diperbarui: 24 September 2024   12:17 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hak Cipta: Prof. Dr. Apollo_FEB UMB Jakarta

Apa Pengertian Authorized Economic Operator (AEO) dan Pelaporan Otomatis Pelaksanaan Peraturan Perpajakan?

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 227/PMK.04/2014, Authorized Economic Operator (AEO) adalah operator ekonomi yang telah diakui oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan berhak menerima perlakuan khusus terkait kepabeanan.

Sesuai dengan kerangka SAFE dari World Customs Organization (WCO), Authorized Economic Operator (AEO) merupakan operator ekonomi yang berpartisipasi dalam rantai pasokan internasional dan diakui oleh otoritas bea cukai nasional karena mematuhi standar keamanan rantai pasokan internasional. Contoh operator ekonomi yang memenuhi syarat sebagai AEO mencakup produsen, importir, eksportir, pengangkut, konsolidator, serta pengelola gudang.

Pelaporan otomatis merujuk pada proses pelaporan di mana lembaga keuangan mengirimkan informasi keuangan ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) secara langsung tanpa permintaan khusus atau melalui mekanisme yang telah ditentukan.

Berdasarkan teori Mahatma Gandhi, AEO dan pelaporan otomatis berfungsi untuk mewujudkan sistem perdagangan dan perpajakan yang lebih transparan dan efisien, yang dapat membantu mencegah ketimpangan ekonomi serta ketidakadilan. Dalam sistem pelaporan otomatis, data keuangan dikumpulkan dan diawasi untuk mencegah penghindaran pajak atau penyembunyian kekayaan, yang sejalan dengan visi Gandhi mengenai keadilan sosial dan distribusi kekayaan yang lebih adil.

Menurut teori Lewis Mumford, AEO adalah contoh dari sertifikasi dan pengaturan pelaku ekonomi dalam rantai pasokan internasional, yang menunjukkan adanya sistem birokrasi besar yang berfungsi untuk mengelola perdagangan global. Ini merupakan ilustrasi dari Mega-Machines dalam konsep Mumford. Teknologi dalam AEO mengendalikan dan memantau berbagai pelaku ekonomi seperti produsen dan eksportir. Sementara itu, pelaporan otomatis mencerminkan bagaimana teknologi berjalan secara otomatis tanpa campur tangan manusia, yang sesuai dengan kritik Mumford mengenai bagaimana teknologi modern cenderung menciptakan proses yang mengurangi interaksi manusia, serta berpotensi menyebabkan dehumanisasi.

Hak Cipta: Prof. Dr. Apollo_FEB UMB Jakarta
Hak Cipta: Prof. Dr. Apollo_FEB UMB Jakarta

Kenapa Lewis Mumford dan Mahatma Gandhi?

Mahatma Gandhi: Gandhi sangat mendukung ekonomi lokal dan mandiri melalui konsep Swadeshi, yang mendorong penggunaan produk-produk lokal dan mengurangi ketergantungan pada negara lain. Prinsip-prinsip dalam AEO, yang mengutamakan efisiensi dan keamanan dalam rantai pasokan global, dapat dianggap sebagai cara untuk memperkuat ekonomi nasional dan melindungi kemandirian dalam perdagangan internasional. Gandhi juga berpendapat bahwa teknologi harus melayani masyarakat tanpa merusak keseimbangan antara manusia dan lingkungannya. Dalam hal ini, Pelaporan Otomatis bisa dipandang sebagai kebijakan yang mendukung transparansi dan keseimbangan ekonomi, selama tidak mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.

Lewis Mumford: Dalam bukunya Technics and Civilization, Mumford mengkritik bagaimana teknologi dapat menjadikan manusia sebagai bagian dari "mesin besar"---sebuah sistem yang mengurangi otonomi dan individualitas manusia. Dalam konteks AEO dan Pelaporan Otomatis, ada kekhawatiran bahwa sistem yang terlalu otomatis dan tersentralisasi bisa mengurangi peran manusia di dalamnya. Teknologi yang hanya fokus pada efisiensi berpotensi memperlebar kesenjangan ekonomi dan meningkatkan keterasingan individu dalam sistem kapitalis. Mumford menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara teknologi dan nilai-nilai sosial-budaya. Pelaporan Otomatis, jika tidak diiringi dengan perhatian terhadap privasi atau dampak sosial, bisa memicu ketegangan sosial atau bahkan menyebabkan dehumanisasi, di mana data finansial dikendalikan oleh mesin tanpa memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun