Diawali dengan kabar yang sedang terjadi beberapa hari lalu , Seorang ayah di Desa Putat Lor , Kecamatan Menganti , Gresik , Jawa Timur rela membunuh anak kandungnya sendiri demi alasan yang tidak masuk akal . M Qo’dad Afa’lul atau biasa dipanggil Afan (29 tahun) , membunuh putri kandungnya sendiri yang berusia 9 tahun di kediamannya . Putrinya yang berinisial AZ masih duduk di bangku sekolah SD dibunuh secara sadis menggunakan pisau .
Pembunuhan tersebut terjadi pada hari Sabtu 29 April 2023 sekitar pukul 04.30 WIB . Pelaku tersebut membunuh putri kandungnya dengan menusuk punggung korban menggunakan pisau sebanyak 24 kali hingga tembus ke jantungnya .
Ia mengakui sempat stress karena istrinya kabur dari rumah dan memilih untuk menjadi pemandu karaoke atau biasa disebut LC ( Ladies Companion ) . Namun hal tersebut bukan latar belakang M. Qo’dad Afa’lul untuk membunuh putri kandungnya . Ia menjelaskan bahwa motif sesungguhnya karena merasa kasian kepada sang anak yang memikirkan ibunya pergi dari rumah . Oleh karena itu iya merencanakan untuk membunuh anaknya agar terlepas dari kesedihan melihat keluarganya yang berantakan .
Selain itu , ia mempercayai jika anak-anak meninggal dunia , maka roh nya diyakini akan langsung masuk surga . “ Sekarang kan anak saya sudah bahagia di akhirat , jadi ga perlu lagi mikir saya dan ibunya .” Jelas Affan.
Hal tersebut merupakan sebuah persepsi atau keyakinan yang salah , karena segala bentuk kekerasan yang terjadi pada anak oleh orang tua merupakan hal yang fatal . Anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari orang tuanya , harus dianiaya dengan keji hanya karna alasan yang tidak masuk akal .
Hal tersebut merupakan perwujudan dari Dekandensi Moralitas , yakni mengikisnya jati diri , keagamaan , nasionalisme , dan nilai-nilai sosial pada moralitas individu . Keyakinan yang salah membuat seseorang melakukan tindakan yang salah juga . Maka , diperlukan pendidikan atau penanaman karakter untuk menguatkan karakter bangsa .
Di Universitas Airlangga , para mahasiswa tidak hanya di didorong untuk mengembangkan karakter mereka , namun juga di didik untuk menguatkan nilai-nilai moralitas dan jiwa kebangsan yang tinggi . Sehingga hal tersebut bisa menjadi acuan bagi para mahasiswa sebelum melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kehidupan , yakni Dekandensi Moralitas .
Seperti motto yang ditanamkan kepada para civitas akademika Universitas Airlangga , yakni Excellent With Morallity . Memiliki arti mahasiswa Universitas Airlangga harus menjunjung tinggi nilai luhur , ajaran agama dan budaya bangsanya . Untuk memiliki ilmu pengetahuan yang tidak ada batasnya . Kejadian seperti ini sudah jelas bertentangan dengan motto kami sebagai bagian dari Universitas Airlangga , karena tidak mencerminkan nilai-nilai sosial yang diajarkan .
Masyarakat yang juga merasa prihatin akan berita ini , mengecam perbuatan sang ayah dan merujuk kepada aparat kepolisian untuk menjatuhkan hukuman seberat-beratnya terhadap M. Qod’ad Af’alul (29 tahun ) . Hal tersebut untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan memberikan pelajaran pada masyarakat lainnya agar tidak melakukan hal yang sama .
Diharapkan kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kami semua , untuk lebih waspada dan memperkuat karakter dan nilai-nilai bangsa agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali .
Penulis : Firdawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H