Mohon tunggu...
Miftakhul Firdaus
Miftakhul Firdaus Mohon Tunggu... -

Jangan Menyerah Karena Kita Tidak Akan Pernah Tahu Apa Yang Terjadi Besok,Kalau Kita Berhenti Hari Ini

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jose Mourinho #1

23 Januari 2011   04:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:16 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jose Mourinho telah berubah. Dia bukan lagi "si kancil" yang selalu malu-malu mencuri kemenangan, kemudian kabur untuk menyelamatkannya. Kini, pelatih asal Portugal itu telah menjadi "singa" yang buas, yang selalu siap menerkam lawan-lawannya. Layaknya singa, dia tak tak pernah takut, apalagi malu menghadapi lawan. Semua musuh diserangnya secara membabi-buta, dicaplok, dicabik-cabik hingga luluh-lantah, dengan berondongan gol demi gol dari pasukannya.

Bersama Real Madrid, Mourinho memang seperti telah bertransformasi. Kini, tak ada lagi orang yang berani menyebutnya sebagai pelatih pengusung taktik ultradefensif, seperti yang diperlihatkannya bersama tim-tim yang dia latih sebelumnya. Di tangan Mourinho, Madrid tak kehilangan taji-tajinya. Pemain-pemain seperti Cristiano Ronaldo dan Gonzalo Higuain, tetap tajam seperti biasanya. Khusus untuk Ronaldo, bahkan ada catatan khusus. Jika musim lalu dipaksa bermain sebagai penyerang murni demi mencetak banyak gol, musim ini Mourinho menempatkan Ronaldo di posisi idealnya, sebagai pemain sayap, yang lebih jauh dari gawang lawan. Tapi begitu, Ronaldo tetap produktif. Mourinho tampaknya sudah bisa bermimpi bisa membuat Ronaldo kembali mencetak 42 gol seperti saat membela Manchester United di musim 2007/08.

Bahkan, Madrid asuhan Mourinho jauh lebih produktif di lapangan, permainan "Los Merengues" juga sangat atraktif. Ronaldo dan kawan-kawan memang tak bermain seperti seteru mereka Barcelona, yang sangat kuat dalam ball possession. Madrid lebih mengutamakan permainan cepat, dengan serangan yang langsung diarahkan ke pertahanan lawan.

Dengan formasi 4-2-3-1, Ronaldo dan Higuain, dengan bantuan Mesut Oezil serta Angel Di Maria dari lini tengah, kerap menciptakan gelombang serangan dahsyat yang memporak-porandakan pertahanan lawan. Sementara di belakang mereka, duet Xabi Alonso dan Sami Khedira begitu perkasa jadi benteng pertama Madrid dari serangan lawan, setidaknya kerja Alonso-Khedira telah membuat kerja Segio Ramos, Ricardo Carvalho, Pepe, serta Marcelo, di barisan pertahan Madrid jadi lebih ringan. Imbasnya, jala gawang Iker Cassilas pun jadi jarang bergetar. Hanya memang, tidak ada gading yang tak retak. Di bawah Mourinho, Madrid tetap berpotensi melahirkan pemain-pemain yang merasa terpinggirkan. Dengan gemilangnya permainan Ronaldo dan kawan-kawan, nama-nama seperti Sergio Canales, Pedro Leon, Fernando Gago, Lassana Diarra, Mahamadou Diarra, Esteban Granero, atau bahkan Karim Benzema, memang berpotensi jadi "camat" alias cadangan mati.

Tapi, itulah Mourinho. Terlepas dari watak keras kepalanya terutama soal pilihan strateginya tak bisa dipungkiri merupakan sosok pelatih genius. Dan, kini para Madridista tengah menunggu berapa banyak trofi apa yang bisa dipersembahkannya, di akhir musim nanti.

HIDUP REAL MADRID.....HIDUP JOSE MOURINHO.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun