Mohon tunggu...
Nikmatul Firdausy
Nikmatul Firdausy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa biasa

Tetaplah tertawa dan terlihat gapapa walaupun beban hidup sangat terasa-

Selanjutnya

Tutup

Financial

Hei! Saham Itu Murah!

7 Juni 2020   10:18 Diperbarui: 7 Juni 2020   10:29 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa dinamakan nabung saham? Karena pada niat awal penulis menggunakan saham sebagai tabungan, bukan sebagai ladang bisnis untuk meraup keuntungan besar dalam waktu yang singkat.

Pertama yang harus diketahui adalah apa itu pasar modal. Seperti pada umumnya, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual. 

Begitupun dalam pasar modal. Pembeli di pasar modal disebut investor dan penjual disebut emiten. Emiten adalah para perusahaan baik swasta maupun BUMN yang membutuhkan modal untuk kelangsungan dan pengembangan usahanya. Sedangkan yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak kepemilikan dan atau surat pernyataan hutang perusahaan.

Instrument keuangan atau produk yang diperjualbelikan berupa saham, obligasi, reksadana, dan masih banyak lagi. Setiap instrument memiliki keuntungan dan risiko masing-masing.

Seperti judul di awal, tulisan ini terfokus pada instrument saham. Saham sendiri adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Dengan membeli saham berarti kita memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut atau lebih sederhana kita termasuk salah satu pemiliknya.

Banyak banget yang bilang "Nabung saham pasti mahal!" hei, tidak begitu ferguso! dengan uang Rp 206 (per 31 Mei 2020) kita bisa membeli saham perusahaan ice cream campina. 

Tapiiii, Rp 206 itu cuman dapet 1 lembar. Kalo di instrument saham, minimal pembelian 100 lembar/1 lot. Jadi kalo dihitung dengan uang Rp 20.600 kita udah punya 1 lot saham campina.

Selain itu, apasih yang diharepin dari nabung saham? tentunya return atau tingkat pengembalian. Bentuk return instrument saham dibagi 2 yaitu capital gain dan deviden. Capital gain merupakan selisih harga jual dikurangi harga beli. Sebagai contoh jika membeli saham Bank BRI diharga Rp 295.000 dan menjual diharga Rp 310.000. Berarti capital gain yang kita dapatkan sebesar Rp 15.000 atau dalam persentase sebesar 5%.

Selanjutnya adalah deviden. Banyak perusahaan yang memberikan deviden kepada pemegang sahamnya. Secara sederhana saja misalkan kita memiliki saham Bank BCA, ketika perusahaan mengumumkan akan dibagikan deviden maka kita mendapat keuntungan dari pembagian deviden tersebut.

Seperti itulah nabung saham wahai anak mudaa, murah kan? mulai aja dulu sebelum menyesal di hari tua....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun