Mohon tunggu...
Firdaus
Firdaus Mohon Tunggu... -

Bukan siapa2, hanya orang biasa yang masih blajar menulis...\r\nIngin slalu melihat sgala bentuk permasalahan dari dua sudut pandang yang berbeda, agar 'toleransi' dapat muncul dalam setiap perbedaan\r\n\r\nUnited in diversity..\r\n\r\nmohon maaf jika ada kesalahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guruku yang Selalu Berbaik Sangka KepadaNya

4 Oktober 2012   07:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:16 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Tapi tunggu dulu akh, ini belum selesai...Kata tim dokter, setelah satu tahun operasi, slang yang ditanam di jantung anak saya harus diganti dan dilakukan operasi lagi, dan setiap bulan anak ini pun harus dilakukan pemeriksaan rutin ke RS. Aku bersama istri yang mendengarkan penjelasan tadi kembali terhenyak mendengarkan kabar tersebut. Tapi, biarlah ini semua berjalan terlebih dahulu. Waktu itu yang jelas, kami ingin pulang dulu, dan membesarkan anak ini. DI rumah pun kakak2nya sudah menunggu kehadiran jabang bayi yg sangat kami cintai...Sebelum pulang, kembali saya menanyakan kepada dokter, berapa kira2 dana yang kembali harus kami siapkan satu tahu kedepan..Awalnya dokter tersebut tidak mau menyebutkan angkanya, yang pastinya lebih dari biaya yang dikeluarkan sekarang..Berapa dok? aku terus bertanya..Beliau menjawab, ya kira2 RP 80 juta-an lah...Hah...Lama aku terdiam membayangkan dana sebesar itu"

"Trus, dalam satu tahun itu, anaknya sehat pak? ga ada gangguan yang berarti?", tanyaku penuh selidik

"Alhamdulillah, bliau tumbuh layaknya anak normal lain, walaupun memang badannya agak sedikit kurus. Tapi secara umum, anak yang lucu itu tumbuh normal, dan membuat kami sekeluarga terobati dgn kehadirannya..Kakak2nya pun sangat menyayanginya.Mungkin karena jarak anak ke-3 dgn ke-4, cukup jauh, shingga kami smua merindukan tangisan bayi di rumah mungil ini', jawabnya kepada ku di malam itu

"Setelah 1 tahun, kami kembali berkonsultasi tentang penyakit kelainan jantung bayi kami kepada tim dokter. Dan memang, operasi harus dilakukan, karna slang tersebut juga harus diganti, karna tidak sesuai lagi dgn organ2 di jantung yg juga smakin membesar...Alhamdulillah operasi kedua ini pun berhasil dgn selamat. Dan lagi2 kami harus dihadapkan kepada persoalan tagihan RS yang mencapai Rp 80juta-an...Seperti biasa kami kembali memberikan SKTM kepada pihak terkait...Dan Alhamdulillah pertolongan itu kembali datang, walau persentasenya tidak sebesar operasi pertama. Kami diberikan keringan sebesar Rp 40 juta. Dan ada Rp 40 juta lagi yang harus dicari..Dan ALhamdulillah berkat pertolongan Allah juga, dr ikhwah tadi kembali mencoba mencarikan solusi pemecahannya..Kami disuruh membuat proposal dan kronologi peristiwa yang kami hadapi. Bliau akhirnya memasukkkan proposal ke program salah satu televisi di Indosiar, Peduli Kasih..Alhamdulillah, proposal kami diberikan bantuan Rp 20 juta.. Tinggal Rp 20 juta lagi yang harus kuusahakan untuk menebus bayi kami tersebut. Dengan berbagai daya dan upaya tanpa lelah, aku terus berjalan kesana kemari untuk mendapatkan kekurangannya. Alhamdulillah dari sekolah aku dapatkan Rp 5 juta, dari kawan2 ikhwah dan akhwat serta lembaga zakat aku juga mendapatkan bantuan Rp 10 juta. Tinggal sekarang Rp 5 juta yang harus kucari....Alhamdulillah, pihak RS membolehkan aku membawa bayi kami pulang, tapi dengan membuat surat perjanjian untuk segera melunasi dalam tempo satu bulan dgn meninggalkan KTP yang saya miliki sebagai jaminan", lanjut ceritamu.

"Setelah satu bulan berlalu, pihak RS kembali menghubungi kami...Istri saya tersenyum kecut pada waktu itu ,'abi, jangan lupa kita masih punya hutang Rp 5 juta di RS'...Kami mencoba berfikir jalan apa lagi yang harus kami tempuh. Tabungan sudah tidak ada, hutang udah ada dimana2......Sekali lagi waktu itu saya berfikir, Insya Allah, Allah tidak akan memberikan kami cobaan melebihi apa yang kami bisa...Selama ini kami sekeluarga berusaha untuk syukur nikmat yang tlah diberikan kepada kami walau secara materi yang kami dapatkan sebagai seorang guru SD swasta dan guru TKIT tidaklah banyak..Dan ketika itu, saya minta tolong istri yang menghadap ke RS untuk melaporkan keadaan sebenarnya, dan meminta keringanan waktu pembayaran lagi. Namun ternyata Allah berkehendak lain, sepulangnya istriku dari RS, di pintu rumah, bliau terlihat tersenyum kepada ku. 'Ada apa mi? kenapa tersenyum?', tanyaku penuh selidik....Dan Alhamdulillah, kembali saya mendapatkan berita yang tak pernah kami duga sebelumnya, bahwa sisa kurang pengobatan anak kami ternyata telah ditanggung oleh dr vebrin bersama kawan2nya...Jadi ceritanya, setelah operasi ke-2 anakku berhasil dgn selamat, tim dokter melakukan syukuran, dan mereka mengumpulkan uang untuk membantu melunasi hutangku", ceritamu sembari sedikit tersenyum

"Masya Allah, smg orang-orang yang membantu kesulitan bapak ini diberikan pahala yg berlipat ganda. tim dokter, peduli kasih Indonesia, para ikhwan akhwat, Dinas Kesehatan, dan yang lainnya', gumanku dalam hati.

"Terus sekarang bagaiamana  kondisi bayinya pak,setelah 4 tahun berlalu?, tanyaku kepadanya

"Sekarang Alhamdulillah anak kesayangan kami itu bersekolah di PAUD, walau memang sekali lagi, badannya agak kurus, tapi Alhamdulillah ia normal, dan jarang mengeluh sakit. Dari kecil sampai sekarang, tiap bulan saya harus bolak balik ke RS untuk check rutin skaligus mengambil obat khusus yang diberikan kepadanya..Semacam penambah zat kapur di Jantung kalo ga salah", jelasmu kepadaku

"Dan di tahun ini juga, kembali saya harus konsultasi mendalam dgn tim dokter, karna menurut mereka, ada operasi ke-3 yang harus dijalani...Lebih kompleks, dan biayanyapu jauh melebihi operasi yang kedua..Ya sekitar Rp 100jt-an atau lebih..Tapi operasi ke-tiga ini masih dalam perdebatan ilmiah diantara tim dokter yang menangani. Sbagian bilang tidak perlu, tapi sbagian lain mengatakan masih dibutuhkan...Dan untuk melihat perlu atau tidaknya operasi, dari bulan kemarin, anak kami sengaja tidak diberi obat yang rutin ia makan dari bayi. Hal ini untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh terhadap anak kami tersebut. Jika semua baik2 saja, Insya Allah, operasi itupun tidak perlu dilakukan. Tapi kalau tidak, operasi ketiga inipun harus dijalani", sebutmu dgn nda penuh khawatir.

"Namun, dari anak ke-4 ini khususnya, kami sekeluarga mendapatkan banyak ibroh (pelajaran) hidup yang bisa kami petik. Salah satunya adalah, ketika kita mendapatkan kesulitan, bahkan terasa sangat sulit, kami selalu yakin dan berbaik sangka kepada Allah, pasti di balik itu ada kemudahan..Dibalik kesulitan, pasti ada kemudahan...Itu janji Allah..Kondisi ini juga membuat kami menjadi smakin kuat, smakin merasa dekat denganNya, smakin sadar akan kebesaranNya..Kondisi ini juga yg menguatkan azzam (semangat) kami untuk menyatakan bahwa ukhuwah itu masih ada, dan jalan keimanan yang panjang itu terasa nikmat", ungkapmu mengakhiri pembicaran kami malam itu

Seusai bercerita panjang, bliau membonceng saya menaiki motornya yang sederhana ke jalan raya tempat angkot menuju kost-an ku melintas..Sungguh malam ini aku dipertemukan seorang 'guru kehidupan' di 'universitas kehidupan', yang kegiatannya terus menebar kebaikan di berbagai taklim dan halaqah2...Setiap malam mungkin, tak kenal lelah. walau yang kutahu beban keluarga dan beban pengobatan anaknya setiap bulan juga tidaklah sedikit. Apalagi operasi ke-3 tahun ini yg bisa saja membutuhkan dana lebih dari Rp 100 juta-an..Smoga Allah SWT, memberikan solusi yang terbaik kepada bliau, seorang guru biasa, yang mempunyai smangat luar biasa serta berprasangka baik terus kepada Engkau Ya Allah ya Rabbi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun