Mohon tunggu...
Firdaus Palupi
Firdaus Palupi Mohon Tunggu... -

yang baik belum tentu terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permainan Tradisional

24 April 2012   11:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:10 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13354189451698593869

seiring perkembangan teknologi banyak pekerjaan yang dibuatnya menjadi begitu mudah tanpa adanya bantuan dari orang lain, dan perkembangan teknologi juga ada  memberikan jenis-jenis hiburan yang tidak membutuhkan lawan mainnya secara nyata , sehingga dia larut dalam permainan didepan layar hingga berjam-jam. generasi sekarang adalah generasi pintar yang dapat mengopersikan suatu teknologi mulai dari yang mudah sampai yang susah sekalipun apalagi sudah menyakut permainan yang syarat dengan hiburan didepan layar, mulai dari permainan yang membutuhkan lawan secara nyata maupun permainan yang tidak membutuhkan lawan secara nyatapun pasti akan dilahap sampai-sampai kejadian disekitarpun tidak diperdulikan. permainan tradisional pada saat sekarang ini sudah mulai hilang karena sudah mulai tergusur oleh permainan-permainan modren, padahal permainan tradisional memiliki segudang nilai dan filosofi yang dapat mendidik mental dan melatih karakter, dan juga menanamkan sikap gotong royong , saling berbagi, dan masih banyak lagi keuntungan yang didapat dari permainan tradisional. kita semua tahu bahwa negeri ini mempunyai segudang seni dan budaya yang tersebar pada setiap daerah-daerah , begitu juga dengan permainan tradisional sangat banyak tersebar namun masalahnya permainan itu sudah sangat jarang dimainkan dan parahnya lagi generasi sekarang banyak berganti kepermainan modern dan generasi sekarang banyak yang tidak tahu apa dan bagaimana itu permainan tradisional. memang harus kita akui bahwa permainan modren memberikan rasa puas tersendiri terhadap para pemainnya namun tidak seharusnya pula kita melupakan permainan tradisional yang merupakan hasil karya negeri ini, dan permainan itu sekarang sudah jarang dimainkan tetapi peraminan itu masih ada atau diibaratkan " hidup segan mati tak mau". kita tidak boleh terlalu naif menyalahkan anak-anak zaman sekarang yang terlalu terpaku pada permainan modren, bagaimana mereka tahu tentang permainan tradisional kalo tidak ada media yang mengajarkannya, dan para orang tua banyak juga yang menganggap bahwa permainan tradisional dan modern itu sama saja, yang membedakan bagi kebanyakan para orang tua  hanyalah permainan dan pelajaran sekolahan bukan meneliti aspek dari sebuah permainan itu sendiri. permainan tradisional yang sudah mulai pudar itu kebanyakan orang tidak mau ambil pusing, tetapi ada juga sebagian orang yang prihatin terhadap pudarnya permainan tradisional contohnya rekan-rekan mahasiswa filsafat ugm  yang mengadakan festival dan pelatihan permainan tradisional di 6 sekolah dasar di bandung pada  bulan mei mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun