Data ibarat sebuah kompas yang dapat memandu arah dalam pengambilan keputusan. Tanpa data akan sulit mewujudkan perencanaan dengan tepat sasaran. Data dapat merepresentasikan sebuah fakta yang dijadikan acuan dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan dalam pembangunan tentunya harus tepat apalagi jika menyangkut nasib orang banyak seperti kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah harus berdasar fakta lapangan dan dapat bermanfaat seluas-luasnya bagi masyarakat. Jangan justru menguntungkan salah satu pihak akibat kepentingan politik. Hal tersebut berlaku bagi semua unsur pemerintahan tak terkecuali pemerintahan desa.
Pemerintahan di desa juga tak luput dari berbagai permasalahan dalam menyelenggarakan pembangunan. Permasalahan mulai dari terbatasnya anggaran hingga kecemburuan sosial akibat kurang meratanya pembangunan menjadi tantangan sesungguhnya. Permasalahan yang sama juga terjadi di Desa Luwungragi, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Solusi yang dijalankan pemerintah desa adalah dengan membangun sesuatu sesuai dengan prioritas tertinggi.
Setiap tahun Pemerintah Desa Luwungragi melakukan pembangunan dengan rekondisi jalan desa walaupun tidak seluruhnya karena terbatasnya anggaran. Pembangunan yang tidak merata tersebut memicu kecemburuan sosial bagi warga yang daerahnya tidak dibangun. Hal tersebut kurang baik karena dapat menjadi bom waktu bagi kerukukan dalam hidup bertetangga.
Mahasiswa dari Teknik Geodesi Undip yang sedang melaksanakan pengabdian KKN mencoba membantu mencarikan solusi permasalahan tersebut dengan membuatkan peta prioritas pembangunan jalan. Prinsip dari peta tersebut adalah mengklasifikasikan pembangunan jalan berdasar parameter tertentu seperti jenis, struktur hingga keramaian jalan. Metode yang digunakan adalah AHP atau Analytical Hierarchy Process. AHP sendiri adalah suatu metode/teknik pengambilan keputusan secara sistematis berdasar data lapangan atas persoalan yang kompleks.
Harapannya dari hasil tersebut adalah tidak adanya lagi kecemburuan sosial akibat pembangunan karena keputusan yang diambil adalah fakta sesungguhnya di lapangan sehingga objektif.
