Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya. Indonesia berapa di wilayah yang dilalui garis khatulistiwa. Keadaan tersebut menjadikan Indonesia menjadi sebuah negara beriklim tropis yang mendapat curah hujan tinggi dan berada di jalur vulkanis yang cukup aktif, menjadikan Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Hal ini semua semakin mendukung potensi pertanian yang ada di Indonesia. Namun potensi yang ada dan melimpah ini perlu dilakukan pengembangan sehingga dapat merasakan hasilnya secara optimal. Upaya yang bisa menjawab permasalahan pengembangan pertanian di Indonesia adalah dengan memanfaatkan pertanian industrial.
Dalam penerapan pertanian industrial terdapat beberapa tahapan yang harus dilewati mulai dari tahapan perencanaan hingga tahap distribusi produk pertanian pada masyarakat. Selain itu juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar pertanian industrial yang ada dapat dilakukan secara optimal. Aspek tersebut meliputi aspek produksi dalam aspek ini mempertimbangakan ketersediaan bahan baku utama. Aspek pasar, dalam aspek ini perlu memperhatikan permintaan pasar yang berkembang secara dinamis. Aspek distribusi, dalam aspek ini memperhitungkan perkembangan pesaing atau produk substitusinya. Kemudian ada aspek teknologi, dalam aspek ini memperhatikan perkembangan teknologi yang lebih efisien. Aspek menejerial adalah sumberdaya manusia yang mampu menjalankan manajemen agroindustri secara efisien. Terakhir adalah aspek sosial, dimana dalam aspek ini mepertimbangkan pendayagunaan masyarakat dan merupakan sarana transfer dari teknologi dan bukan pesaing bagi tenaga kerja manusia.
Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang memliki sumber daya pertanian cukup melimpah terutama komoditi berasnya. Namun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini, Banyuwangi memiliki komoditi unggulan baru yaitu buah naga. Terdapat dua varian buah naga yang dikembangkan yaitu buah naga merah dan buah naga putih. Produksi buah naga di Banyuwangi mencapai 20 ribu ton per tahunnya dengan jadwal panen raya pada bulan januari hingga maret. Produksi buah naga yang melimpah ini seperti dua sisi mata uang koin yang memberi dampak positif dan negatif. Dampak positifnya petani akan mendapat  tambahan penghasilan dari hasil tani yang melimpah namun juga terdapat dampak negative terutama pada panen raya, dimana harga buah naga menjadi sangat murah sehingga banyak petani yang memilih untuk tidak memanen buah, bahkan juga terdapat petani yang buah naganya digunakan sebagai makan sapi atau kambing.
Melihat keadaan buah naga yang cukup memprihatinkan terutama dalam panen raya, terdapat komunitas ibu-ibu di Desa Sumbermulyo Kecamatan Pesanggaran yang memanfaatkan buah naga tersebut. Komunitas ini bernama UKM Center yang memiliki 35 anggota. Di tangan UKM Center buah naga diolah menjadi beberapa produk olahan seperti dodol, kue kering, bagiak, mie kering, saus, dan juga kerupuk. Selain itu kulit buah naga juga turut dimanfatakan menjadi campuran selai dan juga teh. Dalam pemasaran dari olahan produk buah naga ini bukan hanya di sekitar banyuwangi saja melainkan sudah mencapai Bali, Semarang, Kalimantan, bahkan juga sudah mencapai luar negeri sperti Taiwan dan Hongkong. Dalam pemasaran luar negeri ini, UKM Center memanfaatkan warga sekitar desa Sumbermulyo yang menjadi TKI di luar negeri, awal mulanya mengirim pada salah satu TKI yang berada di Hongkong kemudian mulai banyak permintaan produk  olahan buah naga ini dari TKI-TKI lainnya. Selain itu olahan ini juga dipasarkan melalui platform online seperti facebook, shopee dan tokopedia. Tahap pendistribusian olahan buah naga ini dilakukan langsung oleh UKM Center, setelah melewati tahapan produksi dan pemasaran maka produk akan di distribusikan langsung baik ke pusat oleh-oleh Banyuwangi maupun tangan konsumen langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H