Demi detik-detik yang senantiasa berdetak--
entah itu waktu yang ulung ataupun jantung,
Demi ruang-ruang yang kerap dipenuhi riang--
entah itu semesta ataupun segenap jiwa,
Dan demi setiap alur yang selamanya mengalir--
entah itu yang teratur ataupun yang melantur.
Sungguh, aku mencintaimu Puan.
Aku mencintaimu dengan sederhana--
lebih sederhana dibanding milik Sapardi.
Aku juga bersumpah cintaku hanya untukmu Nona--
melebihi sumpah milik Nizar Qabbani.
Dan sungguh, aku mencintaimu dengan tulus--
tanpa imbalan ataupun balasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H