Ketiga calon pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, secara bergantian menemui mantan presiden BJ Habibie. Tampaknya, sang ahli pesawat terbang itu memiliki posisi sangat strategis di mata para paslon. Pasangan pertama yang datang adalah Ahok-Djarot. Disusul beberapa hari kemudian oleh Anies-Sandi. Dan terakhir pasangan Agus – Silvy juga sowan. Kenapa mereka ramai-ramai sowan ke Habibie ya?
Apakah Habibie mampu mendongkrat elektabilitas mereka?
Apakah Habibie punya kekuatan untuk pengaruhi massa pemilih?
Tampaknya dari sejumlah pendapat analis, Habibie tidak punya kekuatan sebesar itu. Walaupun, dalam beberapa tahun terakhir, nama Habibie bertambah harum dibanding sebelumnya. Pada awal era Reformasi, Habibie bikin kecewa sebagian rakyat – khususnya tentara – dengan lepasnya Timor Timur. Habibie-lah yang menyetujui pemilu (pendapat rakyat) Timor Timur untuk tetap bergabung atau melepaskan diri. Setelah itu, Habibie dianggap sebagai “pengkhianat” oleh sejumlah elemen bangsa.
Namun pelan tapi pasti, semerbak Habibie sebagai orang tercerdas di Indonesia karena paling hebat mencipta pesawat, dan pemilik hak cipta terbanyak, terus berkembang. Nama Habibie makin harus berkat kisah cintanya dengan Ainun, yang diabadikan dalam sebuah film dan buku. Kekuatan film dan buku, sungguh mampu melupakan ingatan publik terhadap sedikit noda Habibie. Dia kini disanjung sebagai sosok pria idaman wanita, yang sangat setia kepada istrinya, dan punya rasa nasionalisme yang amat tinggi.
Apakah mungkin karena citra terbaru itu yang membuat 3 paslon berbondong-bondong ke kediaman Habibie?
Yang pasti, kepada ketiga paslon itu, nasihat Habibie secara umum sama dan senada:
- Utamakan kepentingan rakyat Indonesia, meski masing-masing punya kepribadian berbeda.
- Harus mau menerima kekalahan.
- Tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia punya kepribadian positif dan demokrasi yang sehat.
- Jaga kebhinekaan Indonesia!
Pada kesempatan itu, Habibie menegaskan non partisan dan tidak memihak kepada salah satu paslon.
Tapi 4 pesan utama yang disampaikan Habibie memang sangat penting. Apalagi pada kondisi seperti saat ini. Kepentingan bangsa harus berada di atas kepentingan kelompok dan golongan. Dan saya setuju dengan mantan petinggi perusahaan Jerman tersebut, bahwa nasionalisme harus diperkuat serta kebhinekaan wajib dirawat! Itulah Indonesia yang sesungguhnya…
Mungkinkah pesan-pesan itu yang diharapkan para paslon dari seorang Habibie?