Gila... bene r-bener gila. Sebuah tulisan di majalah Time beberapa tahun silam membuat saya senang dan bangga. Di situ dituliskan tentang keberhasilan Indonesia menangani masalah terorisme. Sejak kejadian bom Bali pada 2002, kemudian sejumlah bom lainnya termasuk di hotel JW Marriot di Jakarta, Indonesia melakukan berbagai kegiatan serius untuk mengatasi masalah terorisme. Hasilnya?
Sampai sekarang, pasukan keamanan Indonesia termasuk yang disegani dunia untuk urusan anti terorisme. Dunia mengakui hal tersebut karena meskipun Indonesia termasuk negara yang rawan terhadap kegiatan terorisme, namun pemerintah mampu mengatasinya, mengisolirnya dan mengontrolnya. Sampai sejauh ini, sejak terakhir kali kasus terorisme, Indonesia relatif aman dari aksi-aksi terorisme. Memang tidak boleh lengah.
Di negara manapun yang pengamanannya super ketat, tetap saja bisa kecolongan aksi terorisme. Ingat kasus bom di tengah-tengah lomba Marathon Boston? Kejadiannya justru ketika pemerintah Amerika sangat ketat menjalankan sistem keamanan anti terorisme. Namun, teroris masih bisa menjalankan aksinya dengan strategi yang berbeda.
Nah, kita juga tidak boleh lengah, karena bibit-bibit terorisme masih banyak. Silakan tanyakan ke pasukan anti teror atau pasukan khusus Densus 88, yang memiliki data base lengkap jaringan terorisme. Jaringan itu masih kuat dan tersebar di banyak daerah. Mengerikan kalau melihat fakta tersebut. Syukurlah, pemerintah Indonesia memang sangat serius mengatasi masalah terorisme.
Kembali ke artikel di majalah Time itu. Yang gila adalah, sang penulisnya menyarankan  pemerintah Amerika Serikat untuk belajar mengatasi masalah terorisme ke Indonesia. Hehehe, nggak salah tuh? Bukankah Amerika lebih jago dalam mengatasi teroris? Ternyata tidak, menurut sang penulis, pemerintah dan pasukan keamanan Indonesia lebih berhasil mengatasi gerakan terorisme, karena dilakukan dengan strategi yang lebih baik. Apalagi ancaman teroris di dalam negeri Indonesia disebut lebih banyak. Sedangkan ancaman teroris terhadap Amerika, lebih sering terjadi di luar Amerika.
Ooh... Ok juga ya, strategi anti teroris Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H