Untuk memaksimalkan proses internalisasi sastra pesantren sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa tentunya di perlukan sinergitas dan kolaborasi antar stake holder di Indoensia. Sinergitas dan kolaborasi tersebut berbentuk dukungan dan kerjasama antara pemerintah, sekolah umum dan institusi pesantren dalam pengajaran sastra pesantren kepada para peserta didik sebagai generasi muda.
Pertama pemerintah selaku pemegang kekuasaan tertinggi dalam membuat kebijakan harus mampu menciptakan kebijakan yang mendukung proses pengajaran sastra pesantren baik di institusi pesantren maupun di sekolah umum. Pemerintah dalam hal ini dapat diwakilkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dalam membuat kebijakan pengajaran sastra pesantren di institusi pendidikan bagi generasi muda muslim.Â
Kebijakan untuk mendukung pengajaran sastra pesantren tersebut dapat berupa dukungan sarana dan prasarana seperti perpustakaan sastra islam, pendidikan dan pelatihan guru dan praktisi pengajar muslim untuk lebih mendalami sastra pesantren, serta memasukkan pelajaran sastra islam dalam mata pelajaran agama islam di sekolah.
Kedua, untuk institusi sekolah umum dan pesantren tentunya harus bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah dalam mewujudkan pengajaran sastra pesantren dalam kegiatan belajar mengajar. Tentunya bagi institusi pesantren tidaklah sulit untuk menerapkan pengajaran sastra pesantren ke dalam kurikulum dalam proses belajar mengajar. Namun untuk institusi sekolah umum perlu kebijakan dan cara khusus agar dapat di terima para murid di sekolah dan orang tua tanpa ada unsur mengenyampingkan murid yang beragama bukan islam.Â
Untuk institusi sekolah umum proses pengajaran sastra pesantren yang berisi nilai-nilai islam dapat di masukkan ke dalam mata pelajaran agama islam. Selain itu pihak sekolah dapat berkordinasi dengan pemerintah untuk penambahan sarana buku-buku islam yang dapat menambah khazanah penegtahuan islam bagi para murid. Selain itu, metode penyampaian dalam proses pengajaran sastra pesantren juga harus dibuat semenarik mungkin untuk membuat para murid tidak bosan dan mengantuk. Para pengajar harus piawai dalam menyampaikan sastra pesantren kepada murid seperti tayangan video sastra yang berbentuk animasi, cerita kepahlawanan islam yang berbentuk animasi, dan metode-metode keratif lainnya.
Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sastra pesantren tentunya membutuhkan keseriusan dan konsistensi antar stake holder dan para orang tua agar dapat menciptakan generasi muda yang berkarakter islami dengan ciri akhlak mulia dan cinta kepada persatuan dan kesatuan Indonesia. Selain itu upaya membangkitkan sastra pesantren melalui pengajaran pada institusi pendidikan juga memberikan kontribusi nyata dalam membangun generasi muda bangsa. Sehingga dapat menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju, mandiri dan juga kokoh serta bisa bermanfaat bagi umat manusia.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H