Fajar baru telah menyingsing
Butiran butiran embun menetes kenangan
Nafas pejuang berlahan lahan meningkat
Mengayun kaki atas sepeda ontel warisan leluhur
Langkah terhenti terhambat dia per-empatan jalan yang dulu memberi warna
Coba bertahan tuk lupakan  rasa indah ituÂ
Berbohong ego Sukmaku menjerit
Memandang dia menghibur dihibur sang pujangga
Sadarku... Terkuak dentum klakson
Meninggalkan angan di tepi jalan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!