Saya sudah menjalani pekerjaan sebagai content writer selama 2 tahunan dan kata-kata ini masih sering diucapkan kepada saya.
"Kak, buatin novel dong"
"Kak, buatin cerpen dong"
"Kak, buatin puisi dong"
"Kak buatin ini, itu, blablabla... Kakak penulis kan?"
Jujur, kalau dengar kayak begituan bikin saya geleng-geleng kembali. Padahal saya sudah berusaha menjelaskan bahwa saya ini content writer, bukan novelis, cerpenis, ataupun penyair tapi seorang content writer. Tapi sepertinya mereka belum bisa memahami.
Di mata banyak orang, profesi penulis itu pasti bisa nulis banyak hal. Mau puisi kek, cerpen kek, novel kek, puisi kek, lagu kek, pantun kek, dan segala jenis tulisan pasti bisa dibuatnya. Padahal nyatanya, nggak seperti itu ya, penulis itu juga ada spesialisasinya sama seperti dokter.
Coba saja kalau kamu lagi sakit gigi, datangnya kemana? Ke dokter gigi kan? Bukan ke dokter mata atau dokter kulit meskipun ketiganya sama-sama dokter. Satu dokter dan dokter lainnya nggak bisa disamakan, sama halnya seperti penulis.
Ada banyak spesialisasi penulis yang masing-masing punya tugas dan tanggungjawab yang berbeda-beda.
Â