Mohon tunggu...
Firdaus Deni Febriansyah
Firdaus Deni Febriansyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Seorang freelance content writer, bloger, dan kontributor di beberapa media

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

3 Alasan RTV Bukan Stasiun TV Terbaik

26 Desember 2020   10:48 Diperbarui: 30 Desember 2020   06:50 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ada yang beranggapan RTV merupakan stasiun TV terbaik saat ini, sebagai penikmat TV saya menyatakan tidak setuju. Namun demikian, tak lantas membuat saya beranggapan kalau channel RTV adalah yang paling buruk.

Nggak, nggak, nggak. Bukan yang terburuk kok, masih ada yang lebih buruk lagi dengan kualitas program yang benar-benar memprihatinkan.

Bagi kamu yang belum tau, RTV atau Rajawali Televisi merupakan stasiun televisi yang dimiliki oleh Mayapada Grup. Dulunya channel ini bernama B-Channel dan kini acaranya lebih berfokus pada hiburan, soft news, dan variety show untuk keluarga.

RTV pertama kali berdiri pada tahun 2009 (ketika itu bernama B-CHANNEL) dan lima tahun kemudian berubah nama menjadi RTV.

Ada beberapa alasan yang membuat saya menganggap RTV belum menjadi stasiun tv nomor satu di Indonesia sampai saat ini : 

Acara yang Terlalu Banyak Bertemakan Anak-anak

Kalau kamu cari stasiun TV yang banyak kartunnya, maka jawaban tersebut ada pada RTV. Ada Thomas and Friends, Keluarga Somat, Fire Safety with Roy, Super Wings, Mega Hero: Lupinranger vs Patranger, Super Z, Monkart, Omar Hana, Tobot, dan masih banyak lagi yang lainnya. Bahkan, acara Keluarga Somat ditayangkan lebih dari 1 kali dalam sehari.

Jadi, lebih dari 70% acara RTV merupakan acara anak-anak. Memang ada acara edukasi dan berita, tetapi jumlahnya nggak terlalu banyak. Tetap saja, pagi, siang, malam isinya kartun terus.

Acara-acara tersebut memang bagus buat anak, tetapi kurang bagus bagi orang-orang yang udah dewasa, apalagi sudah punya anak. Harusnya acara itu ditonton oleh anak-anak dengan pendampingan orang tua.

Masa iya sih, kamu yang sekarang udah besar pagi, siang, sore hingga malam hari masih nonton kartun saja? Kalau sekali dua kali dalam sehari tentu bukan masalah, kalau berkali-kali itu tentu bukanlah hal yang bagus.

Waktu produktif kamu menjadi berkurang. Seharusnya banyak hal lain yang bisa dilakukan selain menonton kartun yang lebih baik untuk kamu kerjakan.

Lakukan aktivitas bermanfaat lainnya seperti berolahraga, membaca, mengaji, bersih-bersih rumah itu jauh lebih baik daripada mantengin TV terus nggak berhenti-henti. Bukan saya bermaksud untuk melarang kamu menghibur diri dengan kartun, namun jika berlebihan tetap nggak baik.

Rating yang Rendah

Walau saya pernah berkata kalau rating rendah bukan menjadi penilaian utama kualitas acara televisi, namun fakta tak bisa terbantahkan jika rating rendah menandakan acara itu tidak banyak penontonnya.

Sepanjang yang saya ketahui, acara RTV jarang sekali mendapatkan rangking 15 besar rating terbaik dalam beberapa waktu terakhir ini. Semua rata-rata dikuasai RCTI, MNC TV, SCTV, Indosiar, dan ANTV.

Dari segi persaingan bisnis, RTV bukanlah yang terhebat karena belum bisa menjangkau semua kalangan. Tapi, tetap saya ingin mengancungkan jempol, karena stasiun TV ini bisa menarik minat penonton anak-anak.

Market yang Kurang Luas

Kekurangan lain dari TV ini adalah jangkauan pasar yang masih belum luas. Mungkin ini menjadi salah satu penyebab mengapa RTV masih sedikit penontonnya sehingga menyebabkan ratingnya rendah.

Penonton RTV sejauh ini didominasi oleh anak-anak saja. Memang sih, ada orang dewasa yang nonton, tapi jumlahnya nggak terlalu banyak. Tapi mungkin saja ini kesengajaan, RTV memang ingin mendapatkan penonton dari generasi Z.

RTV harus bisa ditonton oleh sebagian besar warga +62. Terutama di wilayah yang terdapat banyak anak-anak, kalau memang ingin mendapatkan lebih banyak penonton kalangan generasi Z.

Terkait dengan kekurangan ini, saya yakin pihak RTV punya cara untuk mengatasinya. Orang-orang RTV adalah orang-orang hebat yang paham mengurus masalah seperti ini.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah menyeimbangkan antara acara untuk anak-anak dan orang dewasa. Acara anak-anak bisa ditaruh pada pagi hari, Sementara acara untuk orang dewasa bisa ditaruh pada malam hari ketika mereka sudah tertidur pulas.

Atas alasan itulah yang beranggapan bahwa RTV bukanlah channel TV paling top pada saat ini. Namun, pendapat saya bisa saja berubah jika RTV bisa melakukan sedikit perubahan.

Saya yakin kalau RTV bisa menyeimbangkan program untuk anak-anak dan orang dewasa bisa menjangkau penonton lebih luas, seluas telkomsel. Asalkan didukung kualitas acara yang bagus dan strategi marketing yang ciamik pula. Kalau kurang setuju, boleh kok disampaikan di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun