Berdasarkan temuan UNDP, posisi minat baca minat baca Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain, Malta, dan Suriname. Untuk kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara dengan peringkat di bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos. Masing- masing berada di urutan angka seratus.
( Tarbawi, Edisi 219Â Th.11)
Hasil penelitian UNDP tersebut tentunya dapat menjadi renungan dan tantangan kita bersama, khususnya para guru di sekolah. Karena sekolah adalah wadah untuk mewujudkan generasi yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Tugas tersebut adalah terpikul sebagian di pundak para guru.
Berdasarkan kenyataan ini timbullah pertanyaan pertanyaan tentang bagaimana menumbuhkan dan mengembangkan minat baca siswa? Pertanyaan ini harus dijawab oleh para guru, karena merekalah sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
Akan tetapi, timbul juga pertanyaan apakah para guru sudah memiliki minat baca yang tinggi? Sehingga mereka bisa menularkan minat, motivasi, dan pengalaman membaca mereka kepada para siswa. Dan pertanyaan inilah yang selayaknya dijawab terlebih dahulu, karena guru akan digugu dan di tiru minat bacanya oleh para siswa.
Oleh karen itu, untuk lebih menumbuhkan minat baca, perlu kiranya diketahui pengaruh bacaan terhadap suatu bangsa dan umat manusia agar nanti dapat kita ambil hikmahnya dalam membangun siswa dan masyarakat bangsa kita. Pengaruh bacaan tersebut dapat dilihat diantaranya:
1. al- Qur'an diturunkan selama 20 tahun 2 bulan dan 22 hari lamanya, ayat- ayat alquran silih berganti turun, dan selama itu pula Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tekun membaca, memahami, mengajarkan al- Qur'an, dan membimbing ummatnya. Sehingga pada akhirnya mereka berhasil membangun masyarakat yang terpadu didalamnya ilmu dan iman, nur dan hidayah, keadilan dan kemakmuran di bawah lindungan ridha dan ampunan ilahi.
2. Berdasarkan hasil penelitian seorang guru besar Harvard University yang dilakukannya pada 40 negara, untuk mengetahui kemajuan atau kemunduran negara- negara itu. Salah satu fakor utamanya menurut sang guru besar adalah materi bacaan dan sajian yang disuguhkan khususnya pada generasi muda.
Ditemukannya bahwa 20 tahun menjelang kemajuan atau kemunduran negara- negara yang ditelitinya itu, para generasi muda dibekali dengan sajian dan bacaan tertentu. Setelah 20 tahun generasi muda itu berperan dalam berbagai aktivitas, peranan yang pada hakikatnya diarahkan oleh kandungan bacaan dan sajian yang di suguhkan itu. Maka, janganlah kita menunggu dampak bacaan terhadap anak- anak kita kecuali 20 tahun kemudian. Pertanyaannya, kalau para siswa kita malas membaca, berarti sudah bisa diramalkan bagaimana kondisi bangsa 20 tahun kedepan.
3. Selanjutnya, pelajaran dapat pula kita ambil dari sejarah Jepang, yang sukses membangun masyarakatnya yang berantakan akibat perang dunia kedua. Jepang membangun masyarakatnya dengan pendidikan. Dan pendidikan amatlah identik dengan membaca. Kini kita bisa melihat dari berbagai media informasi tentang kemajuan Jepang.
Pelajaran lain dari Jepang ialah dalam meningkatkan minat baca dapat kita tiru pula dari budaya yang dikembangkannya. Disana ada gerakan 20 minutes reading of mother and child. Gerakan ini mengharuskan seorang ibu mengajak anaknya membaca selama 20 menit sebelum tidur. (Ubaidillah di dalam Tarbawi, 2010: 65-66).