Oleh: Firdaus*
Dua orang anak kami sedang sakit. Anak kedua kami yang laki-laki umur delapan tahun sedang sakit demam panas dan tenggorokan sakit, sampai ada darah sedikit ketika mengeluarkan dahak. sudah lebih kurang 1 minggu. Dan anak ketiga kami yang perempuan umur 2 tahun juga sakit demam dan sariawan, bibir pecah- pecah menghitam sudah sekitar 10 harian, padahal sudah berobat ke dokter. Sebagai orang tua kami tentu sangat cemas sekali. Apalagi di musim wabah Covid-19 ini, mau ke dokter juga takut.
Ditengah kekhawatiran tersebut, ketika saya sedang melihat- lihat informasi di media sosial, Alhamdulillah saya mendapatkan dan menyaksikan sebuah video dari Syaikh Dr. Yusuf, M.Ed, salah seorang Dosen di UIN STS Jambi yang juga Dosen saya pada waktu kuliah S1 dan S2 di sana.
Dalam video tersebut beliau mebacakan sebuah kitab yang intinya adalah tentang faidah dan rahasia membaca kitab hadis Jami’ Shohih Imam Bukhori yang bila orang membacanya maka akan di hilangkan kesusahannya dan orang yang kapalnya tenggelam, maka selamat dari tenggelam. Sayapun mendengar dengan seksama.
Kemudian, sebagaimana kebiasaan saya bila memperoleh berita, langsung mencari informasi tambahan di google searching tentang faidah dari membaca kitab Jami’ Shohih Imam Bukhori. Maka penulispun mendapatkan informasi tambahan tentang sumber kitab apa saja yang memberikan penjelasan serupa. Dan salah satunya adalah bersumber dari kitab Hasyiah ‘Ala Mukhtashor Ibni Abi Jumroh Lil Bukhari.
Alahamdulillah saya memang memiliki kitab tersebut. Kemudian saya buka kitab tersebut dan saya membaca pada halaman 10 penjelasan yang sama dengan yang di sebutkan oleh Dosen saya tadi yaitu: “ Sesungguhnya tidaklah kitab Imam Bukhori itu apabila di baca pada waktu kesusahan yang sangat berat kecuali di hilangkan kesulitan tersebut (oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala).”
Maka sayapun hari itu juga ketika selesai sholat subuh, langsung mengambil kitab shohih bukhori dan kemudian membaca hadisnya yang pertama yaitu hadis yang berasal dari Amiril Mukminin Umar bin al- Khatthab tentang Niat yang artinya:
“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.”
Kemudian sayapun juga merenungi makna hadis di atas dengan niat mudah-mudahan saya bisa memperbaiki kembali niat saya selama ini. Keesokan harinya, Alhamdulillahirobbil’alamin, Allah memberikan kelapangan di hati saya, sakit dan demam kedua anak saya Allah sembuhkan. Allah kabulkan secara kontan keinginan agar kedua anak saya sembuh total. Inilah pengalaman yang saya rasakan. Wasollallahu ‘ala Sayyidina Muhammad wa Alihi Washohbihi wa Sallam, Walhamdulillahirobbil ‘Alamin.
*Seorang Ayah, tinggal di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H