Mohon tunggu...
Firdaus Budhi Armanto
Firdaus Budhi Armanto Mohon Tunggu... Guru - SMAN 14 SURABAYA

Saya seorang yang berprofesi sebagai guru. Mengajar Di SMA dengan mapel Seni budaya seni musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai Gerakan untuk Pembentukan Karakter Peserta Didik

6 November 2023   08:31 Diperbarui: 6 November 2023   08:34 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu program khas Kurikulum Merdeka. Program P5 wajib diterapkan atau di implementasikan di Satuan Pendidikan, semua jenjang atau Fase.

Landasan dan konsep dasar P5

Dikutip dari platform Merdeka Mengajar "Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila."

  • Kegunaan Profil Pelajar Pancasila:
  • Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan
  • Menjadi kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia
  • Tujuan akhir segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan.
  • Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi dan beberapa elemen di dalamnya.

  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.

Mengenal dan Menghargai Budaya, Komunikasi dan Interaksi Antar Budaya, Refleksi dan Bertanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kebhinekaan, Berkeadilan Sosial.

  • Berkebinekaan Global

Mengenal dan Menghargai Budaya, Komunikasi dan Interaksi Antar Budaya, Refleksi dan Bertanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kebhinekaan, Berkeadilan Sosial.

  • Bergotong Royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.

  • Mandiri

Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, Regulasi Diri Bergotong royong Kolaborasi, Kepedulian, Berbagi.

  • Bernalar kritis

Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, Menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya, Refleksi pemikiran dan proses berpikir.

  • Kreatif

Menghasilkan gagasan yang orisinal, Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal, Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.

Implementasi P5 di Satuan Pendidikan

Pada tahap pelaksanaannya Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila (P5) sudah berjalan kurang lebih 2 tahun ini, semenjak dicanangkannya Kurikulum Merdeka Belajar oleh Kemdikbudristek RI. Landasan dasar P5 sangatlah bagus dan menyeluruh serta mendasar dalam sebuah cita-cita luhur implementasi nilai-nilai pancasila.

Rumusan 6 dimensi dan elemen P5 yaitu Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dan berahklak mulia; Berkebinekaan global; Bergotong royong; Mandiri; Bernalar kritis; dan Kreatif  jika itu dilaksanakan dengan optimal disetiap jenjang, maka akan berdampak positif terhadap perkembangan karakter peserta didik kita.

Berdasar pengamatan pelaksanaan P5 selama dua tahun ini di satuan pendidikan tempat penulis mengajar yaitu di SMA Negeri 14 Surabaya. Kegiatan P5 belum sepenuhnya optimal dikarenakan beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Namun disisi lain kegiatan P5 ini sudah berjalan cukup baik dengan berbagai hambatan yang dialami.

Jenjang SMA masuk dalam Fase E untuk kelas X dan Fase F untuk kelas XI dan XII. Di tahun pertama pelaksanaan P5 di satuan pendidikan kami yaitu tahun pelajaran 2022-2023 kegiatan P5 dilaksanakan untuk kelas X atau fase E sebagaimana tahun ajaran tersebut merupakan tahun pertama kami melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Saat ini menginjak tahun kedua, pada tahun pelajaran 2023-2024 Program P5 kami laksanakan untuk kelas X (Fase E) dan XI (Fase F).

Kegiatan P5 merupakan pembelajaran kokulikuler dan di tahun pertama kami melaksanakan kegiatan P5 dengan sistem mingguan yaitu dilaksanakan setiap hari kamis dan jum'at pada setiap minggunya. Sedangkan pada tahun kedua pada saat ini kegiatan P5 dilaksanaan dengan sistem Blog yaitu seminggu penuh pada minggu-minggu tertentu pada tiap semesternya. Untuk operasional program kegiatan P5 kepala sekolah sebagai kepala satuan pendidikan di sekolah kami membentuk tim koordinator P5 terdiri dari bapak ibu guru prinsipel yang mengajar di kelas X dan bapak ibu guru wali kelas X. Koordinator P5 bertugas sebagai konseptor kegiatan P5 di satuan pendidikan yaitu merancang alur tematis kegiatan P5 dari 6 dimensi dan elemen P5. Untuk pelaksanaan saat kegiatan P5 Peserta didik didamping oleh bapak ibu Fasilitator yang terdiri dari unsur bapak ibu guru mapel yang mengajar kelas X.

Tahun pertama dan kedua implementasi P5 di sekolah kami berjalan cukup baik khususnya peserta didik merasakan sebuah pola baru pembelajaran yang tidak dialami sebelumnya. Kegiatan P5 memberi ruang kreatif inovatif, dan kolaboratif kepada peserta didik untuk berkreasi sesuai dengan kehendaknya melalui tema-tema kegiatan yang dijalaninya. Spirit 6 dimensi dan elemen Profil Pelajar Pancasila sangat terasa saat pelaksanaan kegiatan P5 tersebut. Namun menurut pengamatan penulis 2 tahun pertama pelaksanaan P5 di satuan pendidikan tempat penulis mengajar belum sepenuhnya optimal masih ditemukan beberapa permasalahan saat pelaksanaan P5.

Setidaknya dari pengamatan penulis terdapat 4 Permasalahan yang ada saat pelaksanaan P5 diantaranya persoalan kurang optimalnya peran Pendidik sebagai fasilitator saat kegiatan berlangsung, Manajemen waktu saat pelaksanaan kurang terakomodir dengan baik, Persepsi Fasilitator dan Peserta didik belum sepenuhnya memahami 6 dimensi dan elemen serta tujuan dari profil Pelajar Pancasila, dan kendala pembiayaan peserta didik saat pelaksanaan projek. Keempat persoalan tersebut menurut pendapat penulis menjadi faktor kurang optimalnya pelaksanaan P5 di satuan pendidikan.

Kurang optimalnya peran fasilitator saat kegiatan P5 berlangsung menurut pengamatan penulis dikarenakan kurangnya penguasaan materi dan implementasi khususnya dalam hal enterpreunership dan pemberdayaan dari setiap projek yang sudah disusun saat kegiatan berlangsung. Peran fasilitator tentunya sangat strategis untuk mendirect materi dan alur kegiatan P5 saat berlangsung, sehingga kegiatan akan menjadi menyenangkan peserta didik dan hasil projek optimal sehingga akan dirasakan dampak dari kegiatan tersebut secara optimal.

Waktu saat pelaksanaan kegiatan P5 kurang terakomodir dengan baik. Pentingnya Manajemen waktu akan menjadi sangat krusial saat kegiatan projek berlangsung. Kekurang optimalan pengelolaan waktu dikarenakan fasilitator yang kurang dapat mendirect kegiatan P5 dengan baik sehingga pelaksanaan kegiatan terasa kurang efektif. Misal kegiatan dengan rentang waktu 2 JP untuk tema tertentu selesai dalam waktu 1JP, sehingga 1 JP berikutnya kosong sehingga menyebabkan peserta didik mengalami jam kosong karena pembelajaran sudah selesai 1JP sebelumnya.

Persepsi Fasilitator dan Peserta didik belum sepenuhnya memahami 6 dimensi dan elemen serta tujuan dari profil Pelajar Pancasila. Landasan P5 ini merupakan landasan filosofi yang mendasari kegiatan P5. Pentingnya fasilitator dan peserta didik memahaminya untuk pelaksanaan program menjadi lebih esensial dan membangun kesadaran lebih bahwa program ini merupakan sebuah cita-cita luhur untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban rutinitas kegiatan.

Kendala pembiayaan peserta didik saat pelaksanaan projek menjadi salah satu masalah yang dijumpai saat kegiatan P5 berlangsung. Pembiayaan projek diperlukan untuk membeli alat bahan seperti kertas, tanaman, atau lainnya. Memang pembiayaan ini dilakukan secara kolektif, namun tidak semua peserta didik mampu dalam pembiayaan projek. Peran fasilitator sangat penting untuk bisa mengakomodir dan memfasilitasi peserta didik yang tidak mampu tersebut agar tetap optimal mengikuti kegiatan P5.

Solusi permasalahan implementasi kegiatan P5

Berdasar pemetaan permasalahan saat pelaksanaan kegiatan P5 di atas salah satu faktor yang krusial adalah kurang optimalnya fasilitator dalam pendampingan program P5. Kurangnya penguasaan materi dan implementasi khususnya dalam hal enterpreunership dan pemberdayaan dari setiap projek, Manajemen waktu, dan kurang memahami 6 dimensi dan elemen serta tujuan P5. Hal ini dapat diantisipasi dengan diadakannya bimtek atau diklat khusus P5 sebagai langkah penguatan implementasi program P5 secara berkelanjutan di satuan pendidikan. Selain bimtek perlu adanya asesmen secara kontinyu dengan mengadakan supervisi kepada fasilitator dan pelaksanaan proses P5 oleh Kepala satuan pendidikan. Kemudian mengoptimalkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk referensi berbagi praktik baik P5 yang dapat digunakan untuk pengembangan inovasi implementasi P5.

Permasalahan atau kendala pembiayaan projek P5 pada siswa tidak mampu, dapat diantisipasi  dengan diadakannya program berbagi atau subsidi silang dari siswa yang mampu untuk membantu siswa yang tidak mampu saat pelaksanaan P5 khususnya untuk membeli alat dan bahan praktik P5.

Kesimpulan

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan program yang sangat bagus dilaksanakan dan diimplementasikan disetiap Fase satuan pendidikan di Indonesia. Program ini secara fundamental memiliki landasan yang kuat terhadap pencapaian implementasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupasn sehari-hari, khususnya untuk peserta didik. Program P5 merupakan langkah kongkrit Pemerintah melalui Pendidikan untuk membentuk karakter Peserta didik dalam menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin masiv. Maka dari itu untuk mengoptimalkan Program P5 ini , jadikan program ini sebagai program Gerakan Nasional melibatkan semua elemen masyarakat khususnya Pendidik, peserta didik orang tua wali murid dan masyarakat untuk membangun kesadaran lebih mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


                                                          Penulis adalah guru mapel Seni Budaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun