Oleh Firdaus
Sungguh nikmat Tuhan tiada duanya jika kita menyadarinya. Seperti hari ini, dua kejadian yang membuka mata saya untuk selalu bersyukur dan tetap bersyukur. Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Kejadian pertama, pagi ketika saya sedang di pertigaan lampu merah Pulogebang, hendak menuju tempat kerja. Tiba-tiba di depan saya terjadi tabrakan antara 2 sepeda motor. Motor pertama terjatuh di tempat, sedang motor lainnya terpental beberapa meter menimpa motor lain yang ada didepannya. Kebetulan sekali motor yang tertimpa itu bukan motor saya. Kenapa? Biasanya saya selalu berada di depan garis berhenti lampu merah. Namun, pagi tadi Alhamdulillah saya patut bersyukur karena berada beberapa motor di belakang kejadian tabrakan. Andai saja saya berada di depan, bisa saja terkena imbas dari kecelakaan yang terjadi. Saya bersyukur karena Allah masih menjaga saya dari musibah itu.
Kejadian kedua, tak lama setelah kejadian itu, saya melewati jalan yang biasa saya lewati yakni BKT. Memang BKT adalah salah satu jalan alternative menuju tempat kerja saya selain lewat Harapan Indah. Tak ada yang special selama ini. Namun, pagi tadi sekilas saya melihat ada beberapa orang sedang berada di dalam kali BKT.
Entah apa yang mereka kerjakan. Tapi saya menduga mereka sedang mencari sesuatu untuk mengais rezeki. Sekilas wajar saja pekerjaan tersebut. Tapi jika didalami, saya, khususnya patut bersyukur, lagi-lagi patut bersyukur. Pasalnya mereka yang berada di dalam kali BKT bekerja tidak semudah dibayangkan orang pada umumnya.
Mereka bertaruh nyawa untuk mencari rezeki. Bayangkan, jika air kali tiba-tiba pasang, maka bisa dipastikan mereka akan tenggelam dan bisa saja pulang tinggal nama. Di samping itu, kali tempat mereka mengais rezeki tersebut dipenuhi oleh sampah yang sengaja di buang masyarakat di kali BKT. Bisa dibayangkan bagaimana baunya air kali tersebut. Belum lagi factor cuaca yang bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Jika dibandingkan dengan pekerjaan saya yang seorang guru, saya harus bersyukur karena tidak harus merasakan seperti yang mereka rasakan. Pada titik ini, saya kembali harus mengucapkan kalimat syukur kepada Tuhanku, Allah SWT.
Dari dua kejadian kecil tersebut, saya bisa mengambil hikmah yang luar biasa. Betapa nikmat Tuhan itu, sangatlah banyak dan tak terhitung kepada kita. Cuma kita kadang lupa dan tidak bersyukur atas semua karunianya. Terkadang kita hanya focus terhadap keinginan kita yang belum terwujudkan. Dan ini kadang membuat kita kufur terhadap nikmat-Nya yang lain.
Jika kita mau sedikit mentafakuri semua yang ada pada diri kita, niscaya kita tak akan pernah berhenti bersyukur. Selalu ada tangan Tuhan di setiap kehidupanmu. Â Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Â
Penggilingan, 6 Januari 2016