Mohon tunggu...
Firdaus Different
Firdaus Different Mohon Tunggu... -

just share\r\ntak bermaksud menggurui, hanya ingin berbagi :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengembalikan Kampus UIN (Catatan Lawas Isu Pelarangan Cadar)

28 Maret 2018   17:51 Diperbarui: 29 Maret 2018   01:04 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampus UIN Sunan kaljaga by SihirBumi

" Kita itu lebih suka merubuhkan bangunan umat Islam daripada menjaganya. Mas ini adalah tugas kita untuk mengembalikan kampus UIN ke Khittah (tujuan awal) sebagaimana tujuan cita-cita para ulama mendirikan kampus ini dan mari kita jaga kampus kebanggan milik umat Islam ini dari orang-orang yang ingin merusaknya"

Mendengar itu dada saya semakin sesak pundak saya terasa berat memanggul tanggung jawab dari cita-cita para leluhur ulama-ulama kita terdahulu.

Seorang kawan lulusan Sekolah terbaik di Indonesia yg dibina langsung oleh Kementrian Perindustrian saya tanya kenapa kamu lebih memilih kuliah di UIN yang kamu lebih tau banyak hal rancu didalamnya? Dengan bahasa khas seorang aktifis dia menjawab "Smooth Seas Do Not Make Good Sailors" yang intinya kalau ingin menjadi pelaut yg handal jangalah berlayar dilautan yang teduh.

Niat yang baik terbukti saat dia masuk disalah satu acara televisi milik negeri ini. Berbagai tempaan yang ia dapatkan di kampus UIN melahirkan retorika yang dia bawa dapat membungkam logika para liberalis, pluralis dan feminis pada acara tersebut sama sebagaimana Pak Hartono Ahmad Jaiz bisa mengkounter paham Liberal di kampus IAIN dengan menulis buku diatas karena ia paham dan pernah menjadi bagian dari kampus tersebut.

Lantas apakah dengan sedikit perilaku segelintir oknum sebagaimana isu saat ini malah menjadikan kita begitu mudahnya melepaskannya, menghancurkan apa yang telah para ulama terdahulu perjuangakan dengan sesuatu yang kita tidak tahu apa-apa kecuali sedikit di dalamnya?

Marilah kita mulai bijak dalam berfikir adil dalam bersikap...pernah saya bertanya dengan salah satu dosen UIN terkait program baca Al Qur'an di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang mewajibkan seluruh mahasiswa mahasiswinya mengikuti program tersebut. Lalu beliau pun menjawab "Lho apa salahnya bila kampus ini mewajibkan para mahasiswa dan mahasiswinya untuk bisa membaca Al Qur'an dan memahaminya, bukankah ini kampus Islam, seharusnya hal-hal yang berbau Islami inilah yang harus digencarkan di kampus ini dan inilah seharusnya yang menjadi pembeda diantara kampus-kampus umum lainnya"

Itulah harapan yang muncul dari dalam kampus itu sendiri. Berharap kedepannya kampus-kampus berlabel Islam terkhusus UIN dinegeri ini dapat menjadi oase, penyejuk bagi kehausan umat Islam akan kampus yang bukan hanya menyuguhkan ilmu agama tapi juga menghadirkan ilmu-ilmu umum sehingga melahirkan tokoh-tokoh agamawan berintelektual dan para ilmuwan yg agamis serta pejabat yg berintegritas dan itu tugas kita untuk menjaganya bukan malah merusaknya dengan cara meninggalkannya.

Terakhir hendaknya kita sebagai sesama muslim selain mengkritisi juga mendokan, bila kita mengkritik sekali doakan ia sepuluh kali bila kita mengkritisi sepuluh kali maka doakan ia seratus kali karena terkadang doa yang tulus lebih menembus hati daripada kritik seribu kali.

Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun