Mohon tunggu...
Firdaus Different
Firdaus Different Mohon Tunggu... -

just share\r\ntak bermaksud menggurui, hanya ingin berbagi :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teroris Sebuah Konspirasi Intelijen Negara?

16 Desember 2016   11:00 Diperbarui: 16 Desember 2016   11:12 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih jelas ingatan para sesepuh kita bagaimana Nippon (Jepang) saat itu mendeklarasikan sebagai saudara tua (matahari dari timur) membagikan baju sebagai ganti dari karung goni berkutu yg biasa dipakai dikala rakyat Indonesia kekurangan bahan kain. Padahal di kala malam pesawat-jepang terbang rendah menaburkan benih-benih kutu agar menjangkiti rakyat negeri ini lalu dipagi harinya menjelma menjadi dewa penolong.
Ya itulah konspirasi, untuk melanggengkan kekuasaan bahkan tak segan-segan menumbal-kan nyawa rakyatnya!

Saya rasa tak perlu menyebut contoh-contohnya, ada banyaaak di sekitar kita bahkan saat ini spionase yang di lakukan intelejen dalam membuat "makar" masih berjalan hanya saya ingin mengajak untuk mengikuti bagaiman alur sekenario konspirasi itu berjalan lewat tayangan sutradara film meski di dunia nyata sutradara konspirasi "baca makar" itu benar ada.

1. 3 (Ali Laf Mim).
Film besutan sutradara muda berkualitas negeri ini Aggy Umbara tahun 2015 lalu akan membawa kita di Indonesia tahun 2036.
Konstalasi politik yang memanas menyebabkan hiruk pikuk di negeri ini yang di dalangi oleh spionase intelejen negara untuk membuat teroris yang sebetulnya mereka buat untuk membuat teror sebagai pengalihan isu. 

Film futuristik milik bangsa yang tiba-tiba hanya bertahan 2 minggu ini menjadikan banyak tanya dan kejanggalan mungkinkah banyak tekanan dari pihak-pihak yang khawatir akan terbongkarnya keberadaan mereka, termasuk banyaknya scene adegan yang dipotong paksa di film tersebut | penasaran? Tonton filmnya!

2. Boy 7
Film asal negeri kincir angin (Netherland) ini akan membawa kita pada perjalanan seorang pemuda yang bernama "Seven" karena keahlian dirinya dalam system komputerisasi dia dimasukan kedalam akademi militer negara untuk menangkal serangan teroris terhadap kedaulatan negara.
Hingga suatu saat dia diutus bersama kawan2 sesama akademisi mengkounter tindakan teroris dan langsung diterjunkan ke lapangan, tak disengaja ternyata itu adalah jebakan negara agar mereka di sangkakan teroris, tak disengaja dia dapat kabur karena ternyata dia dan kawan-kawannya ditanam chip didalam tubuh mereka agar dapat dikendalikan oleh intelejen negera. Kesadarannya itulah yang membuat dia mengetahui bahwa dia diperalat negara.

3. Brick Mansions
Film terakhir 'Paul Walker' (2014) ini menceritakan sebuah pembasmian geng kartel narkoba di sebuah perkampungan berbahaya "Brick Mansions".
Paul yang seorang anggota polisi yang diutus untuk memasuki kampung berbahaya tersebut malah menemukan hal sebaliknya, narkoba sengaja dipasok oleh pemerintah untuk menghancurkan generasi kampung tersebut dan menjadikan alasan kampung tersebut layak untuk dihancurkan karena ada pesanan dari pemilik modal, pengusaha untuk menguasai tanah kampung Brick Mansions/satu kata untuk film ini F*ck Goverment!

4. Resident Evil (Damnation)
Lagi-lagi Sony Pictures merilis film Animasi untuk sekuel game franchise Resident Evil. Film yang diadaptasi dari game ini menceritakan teroris zombie yang diburu oleh pemerintah karena mengganggu kestabilan keamanan pemerintah.
Dipertengahan cerita ternyata para teroris zombie tersebut adalah pahlawan rakyat karena melawan Monster buatan pemerintah. Iya pemerintah menciptakan Monster jahat untuk membunuhi rakyatnya sendiri.

Hoammzz cukup untuk adegan filmnya mari kita lanjut ke kehidupan nyata. Banyak hal yang membuat saya janggal ditengah euforia isu teroris-teroris negeri ini.
Ntah suatu kebetulan atau tidak:
1. Isu teroris pasti muncul ditengah isu ketimpangan yang mengguncang pemerintahan.
2. kejanggalan para pelaku teroris kehidupan yang tertutup hingga ketiada-kejelasan identitas.
3. Tidak ada kelanjutan kabar dari para pelaku teroris itu (tangkap, kabar menyebar, menutupi isu terdahulu lalu menghilang tanpa kabar).
4. Menutup diri dari masyarakat, entah berapa kali warga ketika diwawancarai selalu berkata "orangnya tertutup", "itu baru pindahan 1 bulan yang lalu", " baru 3 hari mas tinggal disini".
5. Kakak teman saya pernah diminta untuk menjadi pelaku disalah satu reality show TV swasta tentang percintaan untuk memerankan seorang Gay... "Gila aja gua diminta jadi Gay, emang sh gua dikasih duit sama jalan-jalan ke Singapore trus katanya akan dilakuin penyamaran setting tempat berbeda tapi kan sama aja keluarga gua bisa stess kalo liat" | Nah malah.

Huphhh semua sudah tersampaikan meski masih banyak fakta lain terkait konsipirasi intelejen tapi semua tergantung kita mau percaya atau tidak walau sampai Saddam Husain mati di tiang gantungan, setengah juta rakyat Irak mati di bom Amerika tetapi FAKTA kenyataan bahwa senjata kimia pemusnah massal tetap belum diketemukan.
Terakhir meski strategi mereka untuk membuat makar begitu detail dan rapi tetapi mereka lupa bahwa Allah lah sebaik-baik pembuat makar.
Wallahu a'lam
Kentungan, 16-12-16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun