Mohon tunggu...
Muhammad ThoriqIlham
Muhammad ThoriqIlham Mohon Tunggu... Mahasiswa - EKOWISATA

SV IPB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pemerintah dan Kita Semua

30 Juli 2021   13:00 Diperbarui: 30 Juli 2021   13:06 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak kendala yang dialami Indonesia ketika pandemi Covid-19 melanda. Salah satu bidang yang terkena dampak adalah pendidikan. Sebelum pandemi, permasalahan yang dihadapi yaitu tidak meratanya tenaga pengajar yang berkualitas dan fasilitas sekolah yang kurang memadai. Ketika pandemi melanda, bertambah pula tugas pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan yang ada di Indonesia.

Tantangan pelajar ketika pandemi adalah jaringan yang tidak stabil dan kuota internet yang cukup mahal, tetapi harus ada karena untuk menunjang pembelajaran jarak jauh. Makin terlihat jelas ketimpangan di kalangan masyarakat saat ini.  Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menangani masalah pendidikan Indonesia dalam masa pandemi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyusun banyak cara agar pelajar Indonesia tetap bisa mendapat akses untuk kelancaran pembelajaran mereka.

Tidak hanya upaya dari pemerintah saja, tetapi dari para orang tua murid juga berupaya untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka untuk  belajar. Berbagai aspek sosial sedang mengupayakan berbagai cara agar pelajar Indonesia bisa mengenyam pendidikan dengan seharusnya.

Salah satu upaya pemerintah dalam membantu pelajar dan masyarakat Indonesia adalah dengan memberikan kuota internet perbulannya kepada nomor ponsel pelajar yang sudah didaftarkan. Tindakan tersebut disambut baik oleh orang tua murid yang menerima bantuan tersebut karena sangat membantu meringankan beban mereka. Semua pelajar dari berbagai tingkatan menerima bantuan tersebut karena adanya keperluan yang berbeda maka berbeda pula jumlah yang diberikan. Kuota internet yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tingkatan. Tidak hanya dari pemerintah, perusahaan swasta pun ikut andil dalam proses membantu meringankan beban masyarakat dengan mengeluarkan produk gawai dengan harga yang lebih murah. Namun, cukup untuk menunjang kebutuhan belajar jarak jauh. Hal ini disambut baik oleh masyarakat.

Selama proses pembelajaran jarak jauh ditetapkan untuk Indonesia selama masa pandemi Covid-19, banyak pelajar yang mengeluhkan sistem pembelajaran ini karena waktu dan interaksi terbatas hanya lewat koferensi video, materi yang disampaikan para pengajarpun menjadi tidak maksimal. Mengakibatkan pelajar tidak paham materi yang disampaikan. Tugas yang diberikan pengajar pun banyak, membuat beban yang harus ditanggung pelajar bertambah. Banyak waktu yang dihabiskan pelajar hanya untuk belajar dan mengerjakan tugasnya dan banyak pula pengorbanan yang dilakukan untuk mengejar sekolah atau perguruan tinggi favorit yang diidam-idamkan karena pengakuan dari khalayak saat ini mendorong pelajar mengorbankan waktu istirahat mereka untuk belajar.

Lingkungan kita saat ini, kadang kala lebih melihat hasil daripada proses. Mereka lebih senang melihat prestasi-prestasi yang diraih tanpa melihat proses yang dilalui sebelumnya. Tidak mementingkan apakah proses tersebut merupakan usaha sendiri atau tidak. Yang mereka lihat hanya hasil akhirnya saja. Itu yang membuat pelajar Indonesia belajar sangat keras, karena untuk mendapatkan hasil yang memuaskan agar mereka dihargai oleh lingkungan mereka.

Sebenarnya, secara perlahan kita bisa mengubah pandangan masyarakat akan hal tersebut. Melalui edukasi atau memberi pemahaman dengan bahasa yang sederhana agar mudah dimengerti dan tidak salah pengertian. Orang tua murid harus dilibatkan karena merekalah yang berperan besar dalam hal ini. Kita harus lebih menimbulkan rasa menghargai akan pencapaian yang sudah diraih oleh pelajar dalam bidang akademik maupun non akademik. Kita juga harus ingat bahwa tidak semua pelajar pandai dalam berbagai bidang. Bisanya mereka hanya pandai dalam bidang tertentu saja. Orang tua berperan dengan tidak membedakan anaknya sebagai pelajar dengan pelajar lainnya karena adanya perbedaan prestasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun