Kembangbelor, 13 Januari 2025 -- Universitas 17 Agustus 1945 melalui Subkel Inovasi Produk 1 sukses mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan sabun herbal berbahan dasar sirih, susu, dan kelor. Acara yang berlangsung di Posyandu Dusun Kembang, Desa Kembangbelor, ini diikuti oleh 10 peserta yang merupakan ibu-ibu posyandu setempat.
Dipimpin oleh Rizki Dwi Bakhtiar Surin, S.Psi., M.Psi., Psikolog, kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam mengolah bahan alami menjadi produk inovatif yang bermanfaat untuk kesehatan kulit.
Sub kelompok 1 pengabdian R14 UNTAG Surabaya dengan mitra ibu ibu PKK Dusun Belor Desa Kembangbelor
Manfaat Sabun Herbal Berbahan Sirih, Susu, dan Kelor
Sabun herbal yang diperkenalkan dalam pelatihan ini menggabungkan manfaat tiga bahan utama:
Sirih, dikenal sebagai antiseptik alami, efektif dalam membersihkan kulit dari kuman dan bakteri.
Susu, dengan kandungan asam laktat, membantu melembapkan kulit dan mencerahkan warna kulit secara alami.
Kelor, kaya akan vitamin A, C, dan E, berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan memperlambat penuaan.
Pelatihan yang Edukatif dan Inspiratif
Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 ini memberikan wawasan kepada peserta tentang cara memanfaatkan bahan herbal lokal yang mudah didapat. Tidak hanya teori, peserta juga diajak untuk langsung mempraktikkan proses pembuatan sabun, mulai dari pengolahan bahan hingga tahap pengemasan.
Rizki Dwi Bakhtiar Surin menjelaskan bahwa inovasi ini bertujuan untuk mendukung gaya hidup sehat dengan memanfaatkan potensi alam Indonesia. "Dengan sabun herbal ini, masyarakat dapat menjaga kesehatan kulit tanpa harus bergantung pada produk berbahan kimia yang mungkin berbahaya," ujarnya.
Proses pelatihan pembuatan sabun herbal
Potensi Ekonomi untuk Masyarakat Lokal
Selain memberikan manfaat kesehatan, pelatihan ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Desa Kembangbelor. Sabun herbal ini dapat dikembangkan menjadi produk unggulan lokal yang bernilai jual tinggi. Dengan pemasaran yang tepat, produk ini berpotensi menarik minat pasar yang kini semakin sadar akan pentingnya produk alami dan ramah lingkungan.
Harapan untuk Masa Depan
Meskipun inovasi ini menjanjikan, tantangan seperti edukasi konsumen dan peningkatan kualitas produk tetap menjadi fokus. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan industri, diperlukan untuk mendorong produk ini menjadi lebih kompetitif di pasar.
Kesimpulan
Pelatihan pembuatan sabun herbal ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada peserta, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam memberdayakan masyarakat melalui inovasi berbasis kearifan lokal. Dengan memanfaatkan bahan-bahan seperti sirih, susu, dan kelor, produk ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mendukung kesehatan kulit secara alami.
Inisiatif seperti ini perlu didukung dan diperluas ke daerah lain, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya. Sabun herbal berbahan dasar sirih, susu, dan kelor adalah bukti bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H