Mohon tunggu...
firda putrikhaerunisa
firda putrikhaerunisa Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa kunang-kunang

bukan pengarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempelajari Nilai Moral dari Cerita Rakyat "Si Pahit Lidah"

4 Juni 2021   17:59 Diperbarui: 4 Juni 2021   18:37 6492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cerita rakyat yang berjudul " Si Pahit Lidah " Berasal dari Sumatera Selatan, dari cerita tersebut ada beberapa hal yang menarik dan dapat dipelajari salah satunya adalah pada Nasihat dan Pesan moral dari cerita rakyat tersebut.

Dalam Sastra Bandingan terdapat Unsur-unsur yang membangun karya sastra berdasarkan pendekatan struktural yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur yang ada pada dalam karya sastra secara langsung mempengaruhi bangunan system karya sastra. Dan Unsur ekstrinsik yaitu unsur-unsur yang berasal dari luar akan tetapi secara tidak langsung dan telah memengaruhi karya sastra. Dan dalam cerita tersebut ada beberapa perbandingan tokoh yang termasuk pada unsur instrinsik tersebut. Salah satunya pada tokoh utama dalam cerita ini adalah Pangeran Serunting dan Aria Tebing. Dalam ceritanya, tokoh Pangeran Serunting atau si Pahit Lidah memiliki sifat yang iri hati, pendendam, dan angkuh. Sementara Aria Tebing memiliki sifat pantang menyerah dan selalu bekerja keras.

Dahulu kala ada seorang Pangeran bernama Serunting. Serunting merupakan keturunan dari raksasa yang dikenal dengan nama Putri Tenggang. Dan ia adalah keturunan raksasa dari daerah sumidang, Serunting memiliki sifat buruk salah satunya adalah rasa iri, rasa iri ini juga dirasakan kepada saudara iparnya ,dan terjadilah pertengkaran diantara keduanya.

Pada singkat cerita ada perkelahian sengit antara Serunting dan Aria Tebing, kemudian Aria Tebing membujuk kakaknya memberi tahu kelemahan serunting lalu dia memberitahu bahwa Serunting kalah. Dan salah satu Kelemahan Pangeran Serunting yaitu jika Pangeran Serunting  menombak rumput ilalang itu, kesaktian pangeran akan langsung menghilang dalam sekejap.

Seiring berjalannya waktu, ternyata Pangeran Serunting pun menyadari kalau istrinya telah berkhianat. Sangatlah kesal perasaan Pangeran Serunting lalu ia pergi meninggalkan kampung halamannya untuk menuju ke Gunung Siguntang. Dan sesampainya Pangeran Serunting disana bertapa setiap hari. Suatu malam, ia mendengar suara ghaib Sang Hyang Mahameru memanggilnya, kemudian Dewa Mahameru menjanjikannya memiliki kekuatan gaib. Dan kekuatan Gaib itu berupa kemampuan lidahnya mengubah suatu benda sesuai keinginan dirinya sendiri. Lalu di tepi danau dia mengubah pohon tebu yg sudah menguning menjadi batu begitupun orang-orang yg melintas didepannya sehingga dia dijuluki "Si Pahit Lidah"dan akhirnya dia sadar dan setiap pada kata-katanya selalu menis tetapi dia tetap dijuluki "Si Pahit Lidah"

Pesan nilai moral yang dapat kita ambil dari cerita rakyat si pahit lidah adalah setiap orang yang dikaruniai Tuhan dengan kelebihan dan keistimewaan hendaknya dipergunakan di jalan yang baik, sehingga bisa menolong orang lain.

Terimakasih dan Selamat Membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun