Oke, kita akan kupas setajam silet.
Sering kali kita mendengar keluh kesah siswa tentang si Matematika. Ibaratkan sebuah monster besar menakutkan yang selalu menghantui siswa. Karena pandangan siswa terhadap matematika sudah seperti itu, terciptalah pola pikir yang mengharuskan siswa harus menjauhi si Matematika tersebut.Â
Siswa selalu mencari-cari alasan agar bisa meninggalkan si Matematika. Bahkan ketika guru memberikan PR siswa mengerjakannya dengan setengah hati. Ada pula yang memilih untuk menyontek hasil PR temannya saja.
Nah, pola pikir seperti inilah yang harus dikupas tuntas oleh para pendidik matematika.
Problema-problema ini terjadi kemungkinan karena adanya:
1. Pengalaman yang kurang menyenangkan dari pelajaran Matematika
Nah, kasus ini dapat terjadi biasanya karena saat pelajaran matematika guru menjelaskan dengan cara yang monoton tanpa adanya suatu hal yang menarik. Atau bisa jadi siswa belum bisa mengerjakan soal lalu dimarahi oleh gurunya, nah seperti inilah yang membuat siswa tertekan dan down.
2. Siswa lain memiliki kecerdasan yang lebih menonjol
Kenyataannya, anugrah bakat dan potensi setiap individu berbeda-beda. Mungkin siswa yang memiliki problema seperti ini adalah ia yang kurang menonjol dalam bidang matematika dan bisa jadi kemampuannya terdapat dalam bidang menulis dengan hasil tulisan yang bagus.
3. Belum menemukan cara yang tepat
Nah problema seperti inilah yang sering terjadi. Karena matematika itu adalah angka-angka tanpa adanya huruf-huruf yang dapat menjelaskannya. Rasa bosan akan tercipta apabila kita belajar matematika dengan monoton tanpa adanya hal yang menarik.
Siswa yang menganggap matematika menakutkan adalah mereka yang belum menemukan cara yang tepat dan sesuai dengan kemampuannya. Tak lupa, peran orang tua sangatlah penting karena dia harus mengetahui kebutuhan anak untuk belajar.
