Mohon tunggu...
Firda Layla Noor Hayat
Firda Layla Noor Hayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatknya Proteksionisme di Negara-negara Maju

3 Mei 2023   16:58 Diperbarui: 3 Mei 2023   17:13 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Proteksionisme adalah kebijakan yang diambil oleh suatu negara untuk mengurangi jumlah penanaman modal asing yang dilakukan negara tersebut dengan tujuan untuk melindungi daya saing industri dalam negeri terhadap pesaing asing. Secara teori, proteksionisme sistem dalam kebijakan ekonomi dan perdagangan didasarkan pada sudut pandang yang menyatakan bahwa produsen dalam negeri harus lebih diprioritaskan ketika bersaing dengan produsen luar negeri. Dasar perdagangan proteksionis mendorong pemerintah suatu negara untuk mendorong penggunaan energi dalam negeri yang pada gilirannya akan meningkatkan perdagangan dalam negeri baik barang maupun jasa. 

Produk Dalam Negeri Kasar (KDNK) Produk domestik kasar (KDK) adalah produk yang memenuhi standar ekonomi dan keamanan nasional. Selain itu, KDNK dapat digunakan untuk membandingkan tingkat produktivitas berbagai negara dengan membandingkan harga atau dengan membandingkan harga barang dan barang impor di pelabuhan.

            Pada tanggal 28--29 Juni 2019, Pertemuan G20 diselenggarakan di Jepang, dan Indonesia diajak oleh negara tersebut untuk bekerja sama memerangi proteksionisme dalam sistem perdagangan internasional. Proteksionisme atau sering dikenal dengan nasionalisme ekonomi merupakan taktik yang digunakan Pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi pasar (Mahadevan). 

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menekankan perlunya pemahaman bersama tentang proteksinisme dalam sistem perdagangan multilateral, sejak KTT G20 beberapa waktu lalu (CNN, 2019). Tujuan anti-proteksionisme adalah untuk meningkatkan stabilitas ekonomi dan politik global (CNN, 2019). Proteksionisme terus menjadi masalah bagi banyak pemimpin dunia.

            Adapun ini contoh proteksionisme internasional di mana Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, telah membahas apakah akan melakukan negosiasi ulang atau melanjutkan perjanjian perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik yang pertama kali diusulkan oleh Barack Obama. Penandatangan surat keputusan mundur dari kerja sama perdagangan bebas kemitraan Trans-Pasifik (TPP) merupakan pengaruh untuk menyanksi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang memindahkan lapangan kerja ke luar negeri.

 Perselisihan TPP saat ini pada dasarnya adalah pernyataan simbolis yang panjang karena TPP tidak pernah disetujui oleh Senat meskipun telah diperkenalkan oleh Presiden Barack Obama. Donald Trump akan menyerang TPP pada hari pertama pertemuan.

            Oleh karena itu, TPP Perjanjian Perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) dapat menyebabkan kerugian ekspor. Sekutu kampanye pertama Trump adalah mundur TPP. Saat ini terjadi, Trump mengatakan bahwa TPP "beencana" karena dapat merugikan bisnis Amerika. TPP yang mewakili hingga 40% ekonomi global ditandatangani pada tahun 2015 oleh sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Meksiko.

TPP dimaksudkan untuk memperkuat ikatan ekonomi dan mengurangi hambatan, seperti tarif. Antara lain, standardisasi ketenagakerjaan, lingkungan, hak cipta, paten, dan bentuk perlindungan hukum lainnya adalah beberapa bidang yang digarap peserta TPP dari berbagai negara. Tujuan awal TPP yang ditetapkan oleh para pelaku bisnis di AS adalah untuk menciptakan pasar yang sebanding dengan Eropa. Namun ada kritik bahwa pesan ini dimaksudkan untuk ditujukan ke China, yang tidak terlibat dalam perjalanan saat ini. "Data ini bersumber website news.detik.com/bbc-world"

            Kemudian Pemutusan kerja sama NAFTA dengan Meksiko dan Kanada; pemberlakuan pajak sebesar 35 pada kedua mobil yang diimpor ke AS; bahkan menghadapi China dengan pajak 45% atas biaya pengiriman ke AS; adalah langkah selanjutnya. Ini adalah masalah krusial bagi AS dan ekonomi dunia lainnya.

            Manfaat kebijakan proteksionisme ini belum tentu besar bagi bisnis domestik dan internasional. Karena sudah memiliki modal maju dan teknologi maju, negara maju yang mempraktekkan proteksionisme seperti Amerika akan diuntungkan dengan itu. Selain itu, harga barang yang dibuat di negara berkembang jauh lebih tinggi daripada barang yang dibuat di negara maju. Untuk mencapai efek positif tersebut, industri nasional akan diperluas sehingga dapat menciptakan lapangan kerja bagi rakyat, yang juga mampu bedampak dan meredam terjadinya setiap reaksi di dalam negeri. 

Selain itu, dengan mengacu pada tarif yang sesuai untuk barang impor dan ekspor, dapat meningkatkan pendapatan negara. Stagnasi kemjuan teknologi kemungkinan akan hadir di daerah di mana proteknisme paling lemah karena masih ada ruang untuk persaingan asing penyerang-peripheral yang berpotensi mengurangi daya cipta atau mengurangi jumlah daya dalam membangun proyek. (R&D). Penelitian dan pengembangan (R&D) adalah proses memperoleh pengetahuan baru untuk meningkatkan produk yang sudah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun