Masih ku ingat 2,5 tahun yang lalu setelah aku hampir menyelesaikan masa pengabdianku di pondok SMA ku dulu yang tersisa 1 bulan lagi aku harus meninggalkannya . Pada hari itu semua orang merasa gelisah ,(ops, gak semua juga sih ...maksudnya hanya aku dan beberapa temanku) saja yang merasa "GEGANA" itu bahasa gaulnya jaman sekarang (gelisah , galau, merana ). Sejak pagi aku dan teman-temanku berkali-kali memandangi layar hp berharap ada kabar baik yang kami terima . Tetapi, sejam , dua jam, tiga jam kenapa belum muncul juga !! . Gegana ini semakin meningkat ketika malam hari tiba .Usai melaksanakan shalat isya' ku coba untuk melihatnya lagi. Ternyata, nihil sama saja . Rasanya kesabaran ini sedang di uji yang membuatku harus lebih bersabar lagi . Sampai pukul 22.00 wib aku mulai yakin pasti pengumuman itu sudah ada , sambil ku mantapkan hati sebelum membuka dan banyak berdoa . "BISMILLAH" itulah kata yang ku ucapkan (sambil menarik nafas )untuk membukanya . Dan apa hasilnya? Â wakwaww ternyata zonk juga , heemmm masih sama seperti yang dulu (eh salah, maksudnya seperti yang tadi he he......).Â
Aku geram sekali!! tak tahulah apa yang kurasa di dalam hati ini bercampur aduk nano-nano (ada rasa asem, pahit, pedas, manis kumpul jadi satu ) ha..ha... kaya permen aja .Â
Bagaimana tidak? sudah seharian ini ku tunggu pengumuman itu dari pagi sampai malam tetap saja hasilnya ZONK juga . Sudahlah aku lelah menanti sesuatu yang tak pasti . Ku putuskan untuk tidak ingin mencari tahunya lagi. Biarkan saja aku mendengarnya nanti dari orang lain walaupun sebenarnya juga aku masih penasaran .Â
Aku lelah, aku ingin istirahat mungkin dengan tidur bisa menenangkan hati dan pikiranku dari apa yang terjadi hari ini . Lagi nyenyak-nyenyak nya tidur tiba-tiba temanku membangunkanku sekitar pukul 24.00 wib (kurang lebihnya kalau gak salah ) . Aku yan terbangun setengah sadar seperti orang linglung masih bingung untuk apa aku di bangunkan tengah malam begini , aku diberisikkan dengan suaranya yang memaksaku untuk cepat membuka hp . Akhirnya, ku turuti permintaannya supaya dia tidak makin berisik . Belum sempat ku menemukan namaku , aku penasaran bagaimana dengan temanku , apakah namanya tercantum dalam urutan ? ternyata jawabannya adalah " harapan tak sesuai dengan kenyataan". Tidak hanya namanya saja yang tak tercantum . Bahkan, namaku dan 3 orang temanku lainnya pun sama sepertinya. Kecuali, ada 1 temanku ---yang bernasib baik . Dia diterima di sekolah tinggi itu . Aku bersyukur masih ada salah satu diantara kami yang mewakili sekolah kami . Anehnya malam itu setelah tahu pengumuman aku tak merasa sedih atau kecewa . Tetapi, aku malah melanjutkan tidurku lagi , seperti tak ada apa-apa yang terjadi .
Esok harinya , aku masih membuka pengumuman itu lagi seakan akan aku tak percaya apa yang kudengar semalam. Kubaca satu persatu nama-nama yang telah diterima , Â memang benar namaku tidak ada . Barulah mulai terasa kesedihan itu , perlahan-lahan air mata mulai menetas , membasahi hati yang sedang terluka . Seakan-akan , tak bisa menerima kenyataan . Aku tahu, tidak hanya aku saja yang merasa terpukul . Tetapi,teman-temanku yang lainnya pun merasakan hal yang sama.Â
Pada hari itu juga, aku memberanikan diri untuk menghubungi orang tuaku untuk memberi tahu pengumuman itu . Walaupun dengan berat hati aku merasa seperti telah mengecewakan kedua orang tuaku. Walalupun kedua orang tuaku sama sekali tidak menunjukkan kekecewaan mereka , dan tidak menuntut banyak dariku . Alhamdulilah ku syukuri itu semua . Mereka banyak mensupportku  untuk tidak berlama-lama terpuruk dalam kesedihan ,dan belajar untuk menerima kenyataan .
Mulai dari itu, aku sudah tidak sama sekali memikirkan hal itu, dan mulai mendaftar di beberapa universitas lainnya berharap tidak mengecewakan lagi untuk kedua kalinya .
Hari-hari telah berlalu begitu cepatnya . Pagi itu, tiba-tiba temanku mengejutkanku dengan berita yang benar-benar tidak ku sangka . Apakah itu? Kami diterima di sekolah tinggi itu masuk dalam urutan gelombang kedua . Benar-benar sangat kusyukuri, rasanya antara sedih dan bahagia (alias terharu ) bisa diterima di sekolah tinggi yang selama ini kami dambakan yaitu STIBA AR-RAAYAH . Dari kejadian ini,baru ku mengerti arti dari hikmah di balik kesabaran. Yang dimana allah ingin menguji apakah dengan kecewa aku bisa menjadi orang yang ikhlas akan takdir atau sebaliknya. Manusia hanya berusaha tapi hasilnya allah lah yang menentukan . Karena  rencana allah itu indah , dan akan indah pada waktu nya .Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H