Riak air bertransformasi menjadi gemuruh,
Saat tawa ceria berhamburan di sekeliling.
Menyembunyikan luka di balik tirai,
Menahan tangis agar tak terurai.
Aku menepi sejenak,
Menatap rapuhnya diri yang kian goyah.
Bertanya pada jiwa yang terluka,
Mampukah aku berdiri tegak di dunia fana.
Ah, sungguh ironis
Tawa masih menghiasi bibir
Meski binar mata mulai meredup
Menyimpan luka yang tak terjamah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!